Kamis 24 Jul 2025 22:07 WIB

Titik Api Turun, Menhut Minta Jangan Abaikan Ancaman Kebakaran Baru

BMKG sebut kekeringan ekstrem, potensi lahan terbakar masih besar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, menyampaikan titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau secara umum telah menurun, (ilustrasi)
Foto: BPMI Setpres
Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, menyampaikan titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau secara umum telah menurun, (ilustrasi)

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, menyampaikan titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau secara umum telah menurun dibandingkan beberapa waktu lalu. Meski demikian, ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan potensi kebakaran lanjutan.

Peringatan ini merujuk pada informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait tingkat kekeringan yang sangat tinggi. “Ini sekaligus antisipasi apa yang harus kita lakukan. Tapi secara umum titik api sudah menurun, ya. Tinggal nanti memang cuaca ekstrem ini harus kita antisipasi. Laporan dari BMKG, ini tingkat kekeringannya ekstrem. Jadi sangat mudah terbakar,” ujar Raja Juli, Rabu (23/7/2025) lalu.

Baca Juga

Dalam kesempatan tersebut, ia juga memberikan peringatan tegas kepada pihak-pihak yang masih nekat melakukan pembakaran hutan atau lahan secara ilegal. “Jangan main api. Nanti ditangkap beneran,” tegasnya.

Ia menegaskan, Kementerian Kehutanan telah mengambil langkah cepat dalam menanggulangi karhutla di Riau, di antaranya dengan mengintensifkan koordinasi lintas sektor dan menambah aksi lapangan untuk pengendalian kebakaran.

Kementerian Kehutanan menyebutkan bahwa Patroli Terpadu yang melibatkan personel Manggala Agni, TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dilaksanakan di sembilan posko desa yang tersebar di Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hilir, Kampar, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Siak. Selain itu, patroli mandiri oleh Manggala Agni juga dilakukan di 19 posko desa di wilayah Bengkalis, Dumai, dan Indragiri Hilir.

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan oleh BNPB, BMKG, dan mitra swasta menjadi langkah penting dalam mengurangi potensi kekeringan di lahan gambut. Hingga saat ini, dua tahap OMC telah dilakukan dengan total 14 sortie dan penyemaian bahan sebanyak 12.600 kg NaCl.

OMC selanjutnya akan dilaksanakan di wilayah lain seperti Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. “Ada penurunan titik api di Riau. Dari sebelumnya pada 16 Juli tercatat 1.300 titik, kini tinggal sekitar 116 titik. Kerja keras teman-teman di lapangan, baik pasukan darat dari TNI, Polri, Manggala Agni, BNPB, maupun melalui OMC, sudah relatif berhasil meskipun masih perlu dioptimalkan,” ujar Raja Juli.

Kementerian Kehutanan mengimbau seluruh pihak untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan upaya pencegahan karhutla. Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam pengendalian kebakaran hutan.

Upaya pemadaman terhadap titik api yang masih ada terus dilakukan secara intensif oleh Manggala Agni, bekerja sama dengan brigade pengendalian kebakaran dari Dinas Kehutanan, BPBDPK Riau, BPBD Rokan Hilir, serta didukung oleh personel TNI, Polri, RPK Pertamina Hulu Rokan, dan kelompok Masyarakat Peduli Api.

“Seberapa pun hebatnya pemerintah dalam memadamkan kebakaran dengan berbagai metodologi, kalau tidak ada pelaku yang diproses, tidak akan ada efek jera. Siapa pun yang melakukan pelanggaran hukum akan mendapatkan sanksi setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” kata Raja Juli.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement