ESGNOW.ID, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP Tbk mendorong praktik ekonomi sirkular melalui inisiatif circular fashion yang memberdayakan UMKM dan komunitas kreatif. Seragam batik bekas karyawan OCBC didaur ulang menjadi produk fesyen ramah lingkungan, dan hasil penjualannya didedikasikan untuk penanaman lebih dari 21 ribu bibit mangrove di pesisir Indonesia.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi keberlanjutan OCBC yang tidak hanya menyasar operasional dan pembiayaan, tetapi juga menyentuh kesadaran gaya hidup serta pengelolaan limbah tekstil secara bertanggung jawab.
"Circular fashion adalah contoh bagaimana pendekatan kreatif bisa membawa dampak nyata dan inklusif. Kolaborasi ini menjadi cara kami menghubungkan komunitas kreatif, termasuk UMKM, dan isu lingkungan ke dalam satu gerakan yang inspiratif dan berkelanjutan. Selain menciptakan dampak sosial, kami juga memperluas makna sustainability ke dalam gaya hidup," kata Aleta Hanafi, Brand & Communication Division Head OCBC, di Jakarta, Jumat (25/7/2025).
OCBC menggandeng desainer mode berkelanjutan Adrie Basuki serta mitra sosial seperti Precious One, Rappo, dan XS Project untuk mengolah limbah seragam menjadi koleksi fesyen kontemporer. Produk yang dihasilkan meliputi tote bag, vest, notebook, cable hugger, laptop sleeve, dan pencil topper. Seluruh produk dijual melalui Gerobak CSR.
Seragam bekas tidak hanya diolah ulang, tetapi juga menjadi sarana pelatihan dan pengembangan UMKM binaan OCBC di sektor tekstil dan daur ulang. Program ini menempatkan ekonomi sirkular sebagai model bisnis sosial yang konkret dan terukur.
Langkah ini juga diperkuat dengan peluncuran seragam batik baru dari bahan 90 persen poliester daur ulang yang berasal dari limbah botol plastik PET. OCBC menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan inovasi ini pada pakaian kerja.
"Sebagai bagian dari komitmen pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, OCBC menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan seragam batik baru yang dibuat dari bahan 90 persen poliester daur ulang. Material ini berasal dari limbah botol plastik PET yang diolah kembali menjadi serat tekstil, kemudian dikembangkan menjadi batik bercorak modern yang merepresentasikan semangat keberlanjutan," ujar Aleta.
Selain dampak lingkungan, OCBC juga mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi pembiayaan. Hingga akhir 2024, OCBC telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 37,85 triliun, dengan 42 persen di antaranya melalui skema green financing dan sustainability-linked loan.
Di sisi operasional, OCBC juga telah mengurangi emisi karbon melalui pembelian Renewable Energy Certificate dari PLN dan karbon kredit dari Bursa Karbon Indonesia. Gedung OCBC Space di BSD pun telah meraih sertifikat bangunan hijau dari IFC EDGE level Advanced (Zero Carbon Ready).
View this post on Instagram