ESGNOW.ID, JAKARTA -- Keberhasilan India meningkatkan populasi harimau lewat upaya konservasi mendapat sambutan hangat. Akan tetapi, sebelum hasil penelitian yang mengungkapkan populasi harimau India naik dua kali lipat dipublikasi, sudah ada beberapa capaian dalam upaya konservasi predator raksasa tersebut.
World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat tahun 2024 menjadi tahun penting bagi konservasi harimau. WWF mengatakan menguatnya kemitraan global dan meningkatnya komitmen dari pemimpin-pemimpin keuangan dunia, memunculkan harapan baru pada konservasi harimau terutama di Asia Tenggara.
Berikut empat pencapaian konservasi harimau tahun lalu:
1. WWF mencatat tahun lalu dua harimau Amur menjadi harimau pertama yang menginjakan kaki ke Kazakhstan dalam 70 tahun terakhir. Dua harimau itu dibawa dari tempat penampungan sementara di Belanda ke suaka margasatwa Ile-Balkhash. Kedatangan dua harimau ini menandai tonggak bersejarah proyek konservasi pemerintah Kazakhstan.
2. Pada April 2024, Koalisi Konservasi Harimau bersama Pemerintah Kerajaan Bhutan dan dengan perlindungan Ratu Bhutan menggelar konferensi Keuangan Berkelanjutan untuk Lanskap Harimau pertama. Konferensi ini diharapkan dapat mengkatalisasi pendanaan untuk konservasi harimau sebesar 1 miliar dolar AS untuk 10 tahun ke depan.
Konferensi tersebut mengadopsi apa yang dinamakan Pernyataan Paro. Sebuah ajakan pada negara-negara yang masih memiliki populasi harimau, lembaga-lembaga non-pemerintah, sektor swasta dan lembaga keuangan untuk bergabung dalam inisiatif ini.
3. Pada Juli tahun lalu, Pemerintah Thailand mengumumkan populasi harimau di negara itu mengalami peningkatan. Setelah bertahun-tahun melakukan upaya konservasi terpadu, populasi harimau liar telah meningkat dari sekitar 148-189 menjadi 179-223 ekor.
Peningkatan ini menandai perubahan signifikan bagi harimau di Asia Tenggara, tempat sebagian besar populasi harimau liar menurun. Harimau telah punah di Kamboja, Laos, dan Vietnam dalam 25 tahun terakhir.
4. Program WWF-Malaysia dan Project Stampede berhasil mengurangi perburuan di Hutan Belum-Temengor hingga 98 persen. Hutan ini merupakan habitat kritis harimau di Malaysia.
WWF mengatakan keberhasilan program ini dapat tercapai dengan mitra lokal. Lebih dari 130 anggota komunitas terlibat dalam kegiatan patroli anti-perburuan dan didukung dengan 500 kamera untuk memantau pergerakan harimau di daerah tersebut.