ESGNOW.ID, BANGKOK -- Tebalnya asap yang menyelimuti Thailand memaksa sejumlah penerbangan di Bangkok dialihkan. Penerbangan dari Bandara Internasional Don Mueang, Bangkok ke Bandara Suvarnabhumi pada Senin (3/2/2025) dialihkan karena kualitas udara di kota itu mencapai tingkat berbahaya.
Buruknya jarak pandang hingga hanya 150 meter mengganggu lalu lintas penerbangan. Surat kabar The Straits Times melaporkan salah satu penerbangan yang terganggu adalah penerbangan XJ901 maskapai Air Asia dari Harbin, Cina ke Suvarnabhumi yang dialihkan ke Provinsi Samut Prakan.
Penerbangan lain, termasuk AirAsia dengan nomor penerbangan FD3417 dari Chiang Mai dan Lion Air Penerbangan SL213 dari Ahmedabad, India, terpaksa berputar-putar di atas Don Mueang, menunggu kondisi membaik sebelum mendarat.
Dikutip dari Independent, Rabu (5/2/2025) tingkat debu halus atau PM2.5 di Bandara Don Mueang pada Ahad (2/2/2025) siang tercatat 64,7 mikrogram per meter kubik, di atas ambang batas aman pemerintah Thailand sebesar 37,5 mikrogram per meter kubik.
Kualitas udara di Thailand masih tingkat berbahaya setelah sekolah-sekolah ditutup dan pemerintah menerapkan sejumlah larangan. Badan Pusat Informasi Kualitas Udara Metropolitan Bangkok (BMA) mengatakan kualitas udara di seluruh metropolitan pada Selasa (4/2/2025) melampaui standar aman.
PM2.5 merujuk pada debu halus dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang. Cukup kecil untuk masih ke dalam paru-paru dan aliran darah, meningkatkan risiko masalah pernapasan dan penyakit jantung.
BMA melaporkan selama tiga jam dari pukul 05.00 pagi sampai pukul 07.00 rata-rata PM2.5 di Bangkok pada Selasa mencapai 44,9 mikrogram per meter kubik, di atas standar 37,5 mikrogram per meter kubik.
Lima distrik dilaporkan memiliki tingkat PM2.5 tertinggi, yaitu Bueng Kum dengan 62 mikrogram per meter kubik, Lat Krabang dengan 61,7 mikrogram per meter kubik, Nong Chok dengan 61 mikrogram per meter kubik, Minburi dengan mikrogram per meter kubik dan Khlong Sam Wa dengan mikrogram per meter kubik.
Pemerintah Thailand mengatakan buruknya kualitas udara disebabkan emisi kendaraan, aktivitas industri dan pembakaran pertanian di wilayah sekitar. Kondisi cuaca termasuk inversi suhu dan udara yang stagnan, memerangkap polusi dekat tanah, sehingga memperparah kualitas udara.
Pemerintah Kota Bangkok menghimbau warga untuk mengenakan masker, membatasi aktivitas di luar ruangan, dan bekerja dari rumah jika memungkinkan. Kota tersebut juga menggratiskan transportasi umum bagi warga untuk mengurangi polusi transportasi.
Orang yang mengalami gejala seperti batuk, iritasi mata, atau kesulitan bernapas disarankan untuk segera mencari pertolongan medis.