Selasa 15 Jul 2025 12:31 WIB

IDXCarbon Catat Lonjakan Transaksi dan Pengguna

Pasar karbon telah aktif dimanfaatkan pelaku industri.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Pengunjung mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Setelah resmi diluncurkan hari ini, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbons) menargetkan perdagangan 500.000 hingga 750.000 ton CO2 ekuivalen serta 200 pengguna jasa pada 2025.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Pengunjung mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Setelah resmi diluncurkan hari ini, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbons) menargetkan perdagangan 500.000 hingga 750.000 ton CO2 ekuivalen serta 200 pengguna jasa pada 2025.

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Bursa karbon Indonesia, IDXCarbon, mencatat pertumbuhan signifikan dalam waktu singkat. Hingga 11 Juli 2025, tercatat volume perdagangan mencapai hampir 1,6 juta ton CO₂ ekuivalen, dengan nilai transaksi menembus Rp77,95 miliar. Jumlah pengguna jasa pun melonjak dari 16 menjadi 113 pelaku.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rahman menyebut, pasar karbon bukan lagi sekadar wacana, tetapi telah aktif dimanfaatkan pelaku industri, khususnya sektor keuangan. “Sejak perdagangan perdana IDXCarbon pada tanggal 26 September 2023 lalu, 6 dari 15 pembeli perdana berasal dari sektor jasa keuangan,” katanya di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Baca Juga

Aktivitas retirement atau penghapusan karbon dari sistem juga meningkat tajam. “Dari 6.260 ton pada tahun 2023 menjadi 98.400 ton yang sudah di-retire. Hal ini mendorong dekarbonisasi perusahaan-perusahaan tercatat,” ungkapnya.

Untuk memperluas keterlibatan sektor usaha dalam pengendalian emisi, BEI meluncurkan dua inisiatif strategis, yaitu Net Zero Incubator dan Green Equity Mention.

Net Zero Incubator dirancang sebagai wadah pelaporan dan perhitungan emisi karbon bagi perusahaan tercatat. Melalui program ini, emiten dapat memulai proses inventarisasi emisi dan menyusun strategi menuju netral karbon.

Selain itu, BEI juga memperkenalkan Green Equity Mention, yaitu program identifikasi dan pemberian “stempel hijau” bagi emiten yang memiliki aktivitas selaras dengan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan OJK.

Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat reputasi perusahaan dalam tata kelola lingkungan dan memberi nilai tambah bagi investor.

IDXCarbon pun mendapat pengakuan global. “Dengan bangga kami sampaikan bahwa IDXCarbon telah dianugerahi penghargaan pada tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Green Cross United Kingdom. IDXCarbon menjadi satu-satunya organisasi dari Indonesia yang terpilih sebagai pemenang dari 1.428 nominasi, hanya 100 pemenang yang ditetapkan,” ujar Iman.

Ia juga mengajak lebih banyak pelaku industri mendaftar sebagai pengguna jasa. “Saat ini, seluruh proses registrasi masih dibuka secara gratis. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan untuk menjadi bagian dari masa depan ekonomi hijau Indonesia,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement