Jumat 21 Feb 2025 18:04 WIB

Industri Kendaraan Listrik Desak Uni Eropa tak Longgarkan Aturan Karbon

Pelanggaran aturan akan membuat Eropa semakin tertinggal.

Rep: Lintat Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah mobil terparkir di pabrik Skada Auto di Mlada Boleslav, Ceko, 18 Maret 2020.
Foto: REUTERS/David W Cerny
Sejumlah mobil terparkir di pabrik Skada Auto di Mlada Boleslav, Ceko, 18 Maret 2020.

ESGNOW.ID,  BRUSSELS -- Dua kelompok industri kendaraan listrik, E-Mobility Europe dan ChargeUp Europe, mengirimkan surat ke pada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Mereka meminta Uni Eropa tidak melonggarkan target emisi karbon 2025 dan potensi denda bagi pelanggarnya.

Dalam surat itu, mereka mengatakan eksekutif Uni Eropa yang akan memaparkan rencana sektor otomotif pada 5 Maret mendatang tidak boleh menunda target emisi atau membatalkan denda multi-tahun. Menurut dua kelompok itu, denda yang dijatuhkan bagi pelanggar peraturan emisi kendaraan harus disalurkan ke transisi kendaraan listrik.

Baca Juga

Produsen mobil di Uni Eropa mengaku kesulitan bersaing dengan pabrik Cina dan mendapat tekanan berat dari beban tarif Amerika Serikat (AS). Manufaktur otomotif Eropa meminta Komisi Eropa untuk meringankan denda yang dapat dijatuhkan bila pabrik gagal memenuhi standar emisi pada tahun 2025.

Dalam suratnya, E-Mobility Europe dan ChargeUp Europe mengatakan pelonggaran peraturan emisi tidak hanya membuat Eropa tertinggal dari Cina dalam hal kendaraan listrik. Tapi juga akan mengganggu rencana investasi pada infrastruktur pengisian daya, pengembangan baterai kendaraan listrik dan pabrik kendaraan listrik.

E-Mobility Europe mewakili produsen kendaraan listrik, perusahaan rantai pasokan, pemilik armada, dan penyedia infrastruktur. Sementara, ChargeUp Europe fokus pada industri pengisian daya kendaraan listrik. Tesla merupakan anggota dua kelompok tersebut.

Produsen otomotif Eropa mengatakan permintaan untuk kendaraan listrik di benua itu mulai turun. Sebagian besar karena konsumen khawatir dengan tidak cukupnya infrastruktur pengisian daya.

CEO perusahaan pengisian daya kendaraan listrik, Electra, Aurelien de Meaux mengatakan pernyataan tersebut adalah narasi palsu. Menurutnya, stasiun pengisian daya di Uni Eropa dapat menerima lima sampai tujuh kali jumlah kendaraan dibandingkan saat ini.

Selain itu, sektor pengisian daya juga berinvestasi miliaran euro untuk terus menambah infrastrukturnya. "Akan menjadi bencana jika kebijakan tersebut mundur," katanya Jumat (21/2/2025).

Dalam surat tersebut, Mobility Europe dan ChargeUp Europe mengatakan target karbon Eropa tahun 2025 dapat dicapai.

Mobility Europe dan ChargeUp Europe juga mendukung target dan insentif bagi perusahaan transportasi yang melakukan elektrifikasi. Ini mengingat sektor itu mencakup 60 persen dari penjualan mobil baru.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement