Sabtu 01 Mar 2025 09:49 WIB

Sampah Makanan Meningkat 20 Persen pada Ramadhan, Ini Seruan dari Badan Pangan

Mencapai kemandirian pangan, masuk dalam target pemerintahan saat ini.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Sampah makanan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Sampah makanan (ilustrasi).

ESGNOW.ID,  JAKARTA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama mitra pentahelix di pusat dan daerah gencar melakukan upaya penyelamatan pangan. Ini dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta pencegahan dan pengurangan Susut dan Sisa Pangan (SSP) atau food loss and waste.

Plt. Sekretaris Utama NFA Sarwo Edhy mengungkapkan pentingnya kolaborasi dan komitmen untuk mengatasi permasalahan susut dan sisa pangan itu. "Hal ini penting untuk kita dorong bersama agar kita sama-sama dapat mencegah terjadinya kemubaziran pangan, terlebih sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan. Ini momentum yang baik bagi semua pihak untuk berkolaborasi menurunkan angka food waste," ujar Sarwo dalam Konsolidasi Kegiatan Gerakan Selamatkan pangan Tahun 2025 yang digelar secara daring pada pertengahan pekan ini.

Baca Juga

Kegiatan konsolidasi itu dihadiri secara daring oleh seluruh dinas yang menangani urusan pangan 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. "Kehadiran pemerintah baik pusat dan daerah bersifat strategis dalam mengoordinasikan, menetapkan kebijakan dan menyosialisasikan Gerakan Selamatkan Pangan serta melakukan upaya intervensi sebagai modelling bagi masyarakat," jelas Sarwo, tertulis dalam keterangan resmi NFA, dikutip Sabtu (1/3/2025).

Adapun Gerakan Selamatkan Pangan yang telah diinisasi NFA sejak tahun 2022 terus digencarkan dalam upaya mencegah dan mengurangi SSP. Berdasarkan laporan Bappenas 2021, timbulan SSP di Indonesia mencapai 23–48 juta ton, dan menurut KLHK (2024) sampah makanan cenderung mengalami peningkatan 10 hingga 20 persen di bulan Ramadan.

Direktur Kewaspadaan Pangan NFA Nita Yulianis mengungkapkan, momentum Ramadan merupakan bulan baik untuk menyosialisasikan Gerakan Selamatkan Pangan dengan melibatkan pemuka agama sekaligus aksi berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan. "Pada tahun 2023 lalu NFA menginisiasi gerakan Ramadan Ceria Pangan yang merupakan salah satu langkah sosialisasi dan aksi penyelamatan pangan dengan menyasar segmen generasi muda terutama pelajar di pusat dan daerah. Pada momentum Ramadan tahun ini, kami kembali mengajak provinsi dan kabupaten/kota untuk terus menggencarkan sosialisasi dan aksi penyelamatan pangan melalui kegiatan Ramadan Ceria Pangan berkolaborasi dengan mitra pentahelix," ujar Nita.

"Penyebarluasan Gerakan Selamatkan Pangan sejak tahun 2022 disambut baik oleh pemerintah di tingkat daerah. Hal ini terbukti dengan munculnya praktik–praktik baik upaya penyelamatan pangan dan komitmen kepala daerah melalui instruksi dan surat edaran kepala daerah tentang pentingnya mencegah dan mengurangi susut dan sisa pangan," tuturnya, menambahkan.

Sejak tahun 2023, sebanyak 14 provinsi dan 16 kabupaten/kota yang telah mengeluarkan instruksi ataupun surat edaran mengenai pentingnya mencegah dan mengurangi susut dan sisa pangan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, Ramdhan Pade mengungkapkan sejak tahun 2023 telah menginisasi kegiatan penyelamatan pangan melalui alokasi APBD bekerja sama dengan mitra swasta.

"Masalah pemborosan pangan di Provinsi Gorontalo cukup tinggi, sementara masih banyak masyarakat yang kekurangan pangan, untuk itu kami melakukan kegiatan penyelamatan pangan sebagai salah satu upaya mengatasi masalah kerawanan pangan," kata Ramdhan.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam kesempatan berbeda menegaskan, upaya penyelamatan pangan yang berfokus pada penurunan susut dan sisa pangan harus terus digaungkan. Komitmen pemerintah dalam hal ini ini harus terwujud melalui sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak terkait.

"Dalam beberapa tahun terakhir inisiasi kita bersama dengan stakeholder pangan dalam gerakan penyelamatan pangan menunjukkan komitmen bersama untuk menurunkan tingkat food waste yang tentunya dalam jangka panjang akan berdampak pada ketahanan pangan kita. Saya mengimbau kepada semua pihak untuk stop boros pangan, demi ketahanan pangan kita yang berkelanjutan," ujar Arief.

Mencapai kemandirian pangan, masuk dalam target pemerintahan saat ini. Salah satu caranya dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan permasalahan susut dan sisa makanan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement