ESGNOW.ID, BANGKOK -- Luas hutan di kawasan Asia dan Pasifik mencapai 740 juta hektare dan mencakup 18 persen dari tutupan hutan global. Hutan-hutan ini tidak hanya penting bagi mata pencarian lebih dari 450 juta orang, tetapi juga memainkan peran ekonomi yang penting, dengan perdagangan tahunan produk-produk hutan primer melampaui 90 miliar dolar AS.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan, di tengah tantangan yang ditimbulkan perubahan iklim dan meningkatnya tekanan pada sumber daya alam, kebutuhan terhadap data hutan nasional yang akurat amat penting untuk menginformasikan kebijakan dan tindakan yang berkelanjutan. Dalam upaya membantu negara-negara menyusun data hutan yang akurat, FAO meluncurkan “National Forest Inventory (NFI) Learning Journey” dalam lokakarya regional di Bangkok, Thailand.
Inisiatif pembelajaran inovatif dan mandiri ini bertujuan untuk membantu negara-negara anggota merencanakan, mengimplementasikan, dan menganalisis inventarisasi hutan nasional mereka. Inisiatif ini menyediakan akses berkelanjutan ke sumber daya yang berharga untuk meningkatkan sistem pengelolaan data hutan dan memperkuat kapasitas nasional.
“Hutan adalah paru-paru planet kita. Data hutan yang akurat, mudah diakses, dan transparan yang disesuaikan dengan kerangka kerja nasional, memungkinkan negara-negara untuk memantau ekosistem, melacak kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDCs), yang membuat National Forest Inventories (NFIs) sangat penting untuk mengumpulkan dan menganalisis data ini untuk pengambilan keputusan,” kata Wakil Perwakilan Regional FAO untuk Asia dan Pasifik Robert Simpson dalam pernyataannya, Kamis (27/3/2025).
NFIs menyediakan pendekatan berbasis lapangan dan ilmiah untuk menilai status, tren, dan potensi ekosistem hutan. Sementara penginderaan jarak jauh dan kecerdasan buatan membuat kemajuan dalam pemantauan hutan, NFIs tetap menjadi standar emas untuk mengumpulkan data terperinci dan terverifikasi di lapangan, termasuk komposisi spesies, biomassa, degradasi hutan, dan kondisi tanah yang tidak dapat ditangkap oleh satelit saja.
Data hutan yang konsisten dan berkualitas tinggi menjadi dasar bagi tindakan nasional seperti restorasi, konservasi, dan pengelolaan hutan berkelanjutan, perencanaan konservasi keanekaragaman hayati, pembuatan kebijakan berbasis bukti, dan memungkinkan pelaporan data hutan kepada FAO (Forest Resource Assessment). Data NFI juga dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam Sistem Pemantauan Hutan Nasional, dan untuk pelaporan tindakan mitigasi hutan kepada Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC).
Data hutan yang andal dapat memberdayakan negara-negara untuk mengambil tindakan kehutanan yang terinformasi di lapangan. "Dengan memperkuat kapasitas nasional dalam pemantauan hutan, kita membekali negara-negara dengan perangkat yang mereka butuhkan untuk menjaga hutan mereka dan membangun masa depan yang lebih tangguh,” kata Senior Forestry Officer FAO Julian Fox.
NFI Learning Journey memandu pengguna melalui semua fase penting dalam inventarisasi hutan nasional, mulai dari perencanaan dan implementasi hingga pengumpulan dan pelaporan data. Kursus ini dirancang untuk berbagai tingkat keahlian dan mencakup berbagai topik seperti pengumpulan data lapangan, pengambilan sampel, analisis data, dan pelaporan.
Pengguna yang berhasil menyelesaikan ujian akhir akan diberikan lencana digital sebagai pengakuan atas kemahiran mereka dalam metodologi inventarisasi hutan nasional. Kursus mandiri ini tersedia dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis, dan dirancang untuk para ahli kehutanan, lembaga pemerintah, peneliti, dan pihak lain yang terlibat dalam inventarisasi hutan nasional.