ESGNOW.ID, ISLAMABAD -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Layanan Kesehatan Pakistan mengungkapkan, perubahan iklim meningkatkan kasus malaria di Pakistan. Negara itu mencatat lebih dari dua juta kasus malaria setiap tahun.
Peringatan ini disampaikan dalam peringatan Hari Malaria Dunia. "Malaria merupakan ancaman global besar dan kami melihat langsung bagaimana perubahan iklim meningkatkan risiko dan kasus di negara kami," kata Menteri Kesehatan pemerintah federal Pakistan Syed Mustafa Kamal seperti dikutip dari kantor berita ANI, Ahad (27/4/2025).
Ia menekankan, mengakhiri malaria bukan hanya prioritas kesehatan, tapi juga investasi untuk masa depan yang lebih aman, sehat, dan adil bagi semua negara.
Dengan tema "Reinvest, Reimage, Reignite", WHO mendesak pemerintah-pemerintah, organisasi-organisasi dan komunitas-komunitas di seluruh dunia meningkatkan dukungan pada upaya pengentasan malaria. Bencana banjir tahun 2022 berdampak besar pada upaya Pakistan dalam memerangi malaria. Bencana itu memicu 6,6 juta kasus selama periode 2022 sampai 2024.
Puncak kasus terjadi pada tahun 2023 ketika Pakistan mencatat 2,7 juta kasus, naik berkali-kali lipat dibanding tahun 2021 yang hanya 339.097. WHO Kawasan Timur Laut Tengah mengestimasi 10,2 juta kasus malaria pada tahun 2023, naik 137 persen sejak 2015.
Pakistan sudah membuat sejumlah kemajuan dalam pencegahan dan pengobatan malaria dalam beberapa dekade terakhir. Bersama WHO dan pendanaan dari Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, negara itu memeriksa 11,4 juta kasus suspek dan mengobati lebih dari 2 juta kasus terkonfirmasi pada tahun 2024.
Pakistan juga mendistribusikan 7,8 juta jaring anti serang di lebih dari 22 distrik yang paling tinggi kasus malarianya. Langkah ini mengurangi kasus dari 2,7 juta pada 2023 menjadi dua juta kasus pada 2024.
"WHO bangga bermitra dengan Pakistan untuk terus menyelamatkan nyawa dengan mencegah dan mengobati malaria," kata Perwakilan WHO di Pakistan Dapeng Lou.
Namun, ia memperingatkan perubahan iklim dapat merusak pencapaian yang sudah diraih dengan susah payah. Ia mengatakan peningkatan kasus malaria yang dipicu perubahan iklim tidak hanya mengancam Pakistan, tapi juga seluruh kawasan.
"Kami tahu bagaimana caranya mengakhiri malaria dan kami dapat melakukannya bila semua pemangku kepentingan berinvestasi dan bekerja sama untuk meningkatkan respon dan adaptasi pada risiko baru yang dipicu perubahan iklim," kata Lou.