Rabu 21 May 2025 14:56 WIB

RI Gandeng BRICS Academy Kembangkan Teknologi Hijau

Kerja sama ini diharapkan menjawab tantangan global.

Red: Satria K Yudha
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Pemerintah Indonesia menjalin kemitraan strategis dengan BRICS Academy of Skills Development and Technology Innovation (Xiamen), China, untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan dan mencetak wirausaha muda berbasis teknologi. Kerja sama ini diharapkan menjawab tantangan global seperti krisis energi, ketahanan pangan, dan kesenjangan inovasi teknologi di negara berkembang.

Kolaborasi tersebut ditegaskan dalam penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan BRICS Academy, di Jakarta, Selasa (20/5/2025).

“Agenda ini menjadi momentum membangun kerangka kerja formal bagi kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas dan BRICS Academy dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, pengembangan kapasitas, dan inovasi teknologi,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dalam keterangan resmi.

Rachmat menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mendukung pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 serta RPJMN 2025–2029, yang memprioritaskan pertumbuhan inklusif dan transformasi ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.

Menurut Rachmat, kerja sama ini bukan sekadar teknis, tapi langkah strategis menghadapi disrupsi global. “Kami meyakini dengan semangat kolaborasi dan saling percaya, kemitraan ini akan memberikan kontribusi nyata bagi dunia yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing,” ucapnya.

BRICS Academy, sebagai bagian dari inisiatif negara-negara berkembang Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, dikenal aktif dalam pengembangan teknologi terapan dan pelatihan kewirausahaan. Lembaga ini menjadi wadah pertukaran keahlian lintas negara selatan (Global South) yang selama ini sering tertinggal dalam penguasaan teknologi.

Presiden BRICS Academy Liu Zhenying menyatakan pihaknya sangat antusias menjalin kerja sama dengan Indonesia, terutama dalam penguatan inovasi teknologi dan pengembangan talenta muda.

“Kami sangat senang bekerja sama dalam mekanisme BRICS, berkolaborasi untuk memajukan penerapan teknologi dan inovasi sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Liu.

Ruang lingkup kolaborasi meliputi energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, pangan dan gizi, ekonomi biru, pengurangan food loss dan food waste, teknologi terapan, hingga pendirian SDGs Entrepreneur Center—pusat pelatihan wirausaha berbasis riset dan teknologi.

Dampak langsung kerja sama ini diharapkan dapat dirasakan oleh generasi muda Indonesia, terutama di sektor-sektor produktif yang menjadi tumpuan transformasi ekonomi 20 tahun ke depan. Dalam konteks visi Indonesia Emas 2045, kerja sama ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat ekosistem riset, dan meningkatkan daya saing nasional.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement