ESGNOW.ID, SHANGHAI -- Udara panas menyelimuti pesisir China. Sistem tekanan tinggi yang meningkatkan suhu di pusat manufaktur dan pertanian di sepanjang Sungai Yangtze tersebut dikhawatirkan memicu kekeringan dan menimbulkan kerugian ekonomi.
Suhu udara di jantung ekonomi China itu satu pekan ke depan diperkirakan mencapai 37 sampai 39 derajat Celsius. Prakiraan cuaca China memperingatkan suhu di Provinsi Anhui, Zhejiang, Hubei dan Henan dapat mencapai 40 derajat Celsius.
Sistem tekanan tinggi subtropis yang menyebabkan gelombang panas ini datang lebih awal dari biasanya tahun ini. Ini membuat musim panas terasa sangat panas bahkan sebelum musim panas pertanian tradisional di China yang dikenal dengan "Musim Sanfu" yang biasanya dimulai pada pertengahan Juli sampai akhir Agustus.
"Sekarang (musim) panas tiba semakin awal, saya lebih suka cuaca lebih dingin di masa kecil saya, musim panas di ingatan saya dingin, sekarang, cukup panas," kata salah seorang warga Shanghai, Tao Sijia, Sabtu (5/7/2025).
Kondisi cuaca ekstrem ini menambah tantangan besar bagi pemerintah China. Selain merusak lahan pertanian dan mengurangi pendapatan petani, suhu tinggi juga dapat mengganggu produksi di kawasan industri dan pelabuhan penting, serta membebani sistem kesehatan masyarakat.
Gelombang panas ini sudah menyebabkan lonjakan permintaan listrik. Pada Jumat (4/7/2025), beban listrik nasional mencapai rekor baru sebesar 1,47 miliar kilowatt, meningkat hampir 150 juta kilowatt dibanding tahun lalu. Di wilayah timur China saja, konsumsi listrik mencapai 422 juta kilowatt, sekitar 37 persennya digunakan untuk pendingin udara.
Analis energi dan perubahan iklim dari Economist Intelligence Unit, Chim Lee mengatakan gelombang panas ini juga meningkatkan risiko kekeringan, terutama di wilayah barat daya seperti Sichuan yang sudah mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Hal ini dapat mengurangi produksi listrik tenaga air dan berdampak pada pasokan listrik ke China bagian timur.
Meski begitu, suhu tinggi tahun ini belum melampaui rekor tahun 2023. Namun, pemerintah tetap mengeluarkan peringatan di banyak wilayah, meminta para pekerja berhati-hati karena kombinasi panas dan kelembapan tinggi saat perjalanan kerja bisa menyebabkan heatstroke (sengatan panas).
“Saya sudah merasa sangat panas hanya dengan berjalan keluar dari kantor, padahal ini baru awal Juli. Mungkin suhu tertinggi belum datang," kata seorang mahasiswi di Shanghai Iris Chen.
View this post on Instagram