Ahad 06 Jul 2025 20:00 WIB

Kemendagri Ajak Swasta Rancang Kajian Aspal Plastik untuk Jalan Daerah

Bima Arya berharap masalah sampah plastik di daerah juga tertangani.

Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja melakukan pengaspalan jalan proyek perumahan dengan menggunakan aspal plastik di kawasan BSD Serpong, Tangerang, Banten.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pekerja melakukan pengaspalan jalan proyek perumahan dengan menggunakan aspal plastik di kawasan BSD Serpong, Tangerang, Banten.

ESGNOW.ID,  DENPASAR -- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak pihak swasta merancang kajian penggunaan sampah plastik untuk aspal jalan yang kemudian bisa dimanfaatkan di jalan-jalan daerah. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan ajakannya ini ke Chandra Asri Group sebagai penggagas showcase aspal plastik di Jimbaran Hub, Bali.

“Dari Kemendagri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri ini nanti berkolaborasilah dengan buat kajian, kita hitung produksi sampah plastik dikaitkan langsung dengan kebutuhan pemeliharaan lahan, ruas jalan di mana saja,” kata dia, Sabtu (5/7/2025).

Baca Juga

Bima Arya mengatakan dengan langkah ini ketersediaan dan permintaan akan bertemu, dan masalah sampah plastik di daerah juga tertangani. Berangkat dari hasil kajian, pemerintah juga dapat membentuk regulasi yang tepat sehingga ada payung hukum dan produksinya masif.

“Di paling hulu ada regulasi dan harus ada contoh-contoh kota/kabupaten dan provinsi yang bisa menjadi pilot di sini, Bali ini cocok sekali untuk showcase-nya karena kita sekarang diuji di Pulau Dewata surga dunia tetapi ada tantangan keseimbangan ekosistem, eksploitasi pariwisata, sampah plastik, alih fungsi lahan,” ujarnya.

Saat ini aspal plastik masih 3 persen lebih mahal dari aspal beton, namun dengan penggunaan masif di seluruh daerah, Bima Arya meyakini biayanya akan lebih murah.

Dari catatan Kementerian Pekerjaan Umum sendiri jalan provinsi sepanjang 48 ribu kilometer (km) dan perkotaan 38 ribu km di Indonesia, sehingga potensial diterapkan teknologi aspal plastik.

Apalagi, amanat konstruksi jalan berkelanjutan pada prinsipnya mengandung tiga pilar yang harus didukung, yaitu aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi, sehingga ini bagian dari ramah lingkungan.

Wamendagri mengaku akan mendorong penerapan aspal plastik setelah dari Bali menjalar ke kota-kota besar dengan APBD yang mumpuni dan kebutuhan infrastruktur sesuai.

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group Edi Rivai menyampaikan kesiapannya membantu pemerintah, sebab mereka sudah berpengalaman memanfaatkan sampah plastik hingga membentuk aspal plastik di jalan sepanjang 120,8 km di seluruh Indonesia.

“Capaian ini menunjukkan besarnya peluang pemanfaatan sampah plastik pascakonsumsi sebagai material campuran aspal yang bernilai guna tinggi,” kata dia.

Tercatat untuk satu kilometer jalan ada 3 ton sampah plastik yang mereka manfaatkan, sehingga lebih dari 1.500 ton sampah sudah mereka tangani.

“Suplai sampahnya rata-rata kami ambil dari daerah yang dikerjakan, namun dari inisiatif kami juga sudah berupaya menampung sampah plastik yang akan dibuat sebagai aspal plastik,” ujar Edi Rivai.

Untuk membentuk jalan dari sampah plastik ini yang sangat diperhatikan adalah kadar air, dan dari hasil uji, campuran terbaik ada pada 4-6 persen limbah plastik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement