ESGNOW.ID, MEDAN — Kementerian Perhubungan menetapkan target ambisius dalam transisi menuju transportasi rendah emisi. Lewat program percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pemerintah menargetkan 90 persen elektrifikasi armada transportasi publik perkotaan pada 2030.
Angka tersebut setara dengan lebih dari 45 ribu unit bus listrik yang akan dioperasikan di 42 kota. Dalam dokumen Peta Jalan Nasional untuk Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan yang disusun bersama lembaga think-tank Institute for Transportation Development Policy (ITDP), Kementerian Perhubungan bahkan menargetkan elektrifikasi penuh atau 100 persen pada tahun 2040.
Sejak lima tahun lalu, upaya elektrifikasi transportasi ini diwujudkan melalui skema Buy The Service (BTS), yang memungkinkan pemerintah membeli layanan operasional dari operator terpilih untuk menyelenggarakan angkutan umum yang ramah lingkungan.
Kota Medan menjadi salah satu proyek percontohan. Dengan dukungan skema BTS, Medan mulai mengintegrasikan berbagai moda transportasi seperti kereta bandara, bus listrik, dan ojek daring.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Supriono menyatakan dampak integrasi ini sudah mulai terlihat, terutama pada aspek kenyamanan dan keteraturan layanan.
“Masyarakat kini memiliki alternatif transportasi yang lebih nyaman dan terjadwal,” ujar Supriono.
Ia menambahkan, penggunaan bus listrik membawa dampak signifikan terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang, berbeda dengan bus berbahan bakar fosil.
“Hal ini sangat penting dalam konteks Kota Medan, yang merupakan salah satu kota besar dengan tingkat kepadatan lalu lintas cukup tinggi,” ujarnya.
Selain bebas polusi udara, bus listrik juga mengurangi kebisingan di jalanan kota dan meningkatkan efisiensi energi, terutama jika ke depan menggunakan sumber daya dari energi terbarukan.
Namun, Supriono mengakui masih ada sejumlah tantangan teknis. Infrastruktur pengisian daya (charging station) yang belum merata menjadi kendala utama, selain juga keterbatasan daya jelajah bus listrik dalam satu kali pengisian yang menyulitkan untuk trayek panjang.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa adopsi bus listrik di Medan adalah langkah strategis dalam mendukung pembangunan transportasi berkelanjutan, pengendalian perubahan iklim, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat kota.