Kamis 31 Jul 2025 13:46 WIB

Musim Kemarau, KLH dan BMKG Waspadai Karhutla di Jambi

Sebagian wilayah Jambi masuk kategori mudah terbakar dalam beberapa hari ke depan.

Rep: Lintar Satria / Red: Friska Yolandha
Upaya pemadaman karhutla di Muaro Jambi terus dilakukan sejumlah pihak melalui darat dan udara untuk mengantisipasi munculnya titik api susulan, sementara dampak asap kebakaran telah dirasakan hingga ke permukiman utamanya pada pagi dan sore hari.
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Upaya pemadaman karhutla di Muaro Jambi terus dilakukan sejumlah pihak melalui darat dan udara untuk mengantisipasi munculnya titik api susulan, sementara dampak asap kebakaran telah dirasakan hingga ke permukiman utamanya pada pagi dan sore hari.

ESGNOW.ID, JAMBI — Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya deteksi dini untuk menangani dan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama dengan meningkatnya potensi kebakaran di musim kemarau. Hal ini ia sampaikan usai memantau kondisi ekosistem gambut di Provinsi Jambi pada Rabu (30/7/2025).

Hanif melakukan pemantauan udara kawasan gambut Desa Gambut Jaya, Kabupaten Muaro Jambi. Ia meninjau kondisi tutupan lahan, tinggi muka air gambut, dan potensi kerawanan karhutla.

Baca Juga

“Pemantauan udara ini penting untuk melihat langsung kondisi lapangan serta efektivitas infrastruktur pembasahan gambut yang telah dibangun. Kawasan gambut seperti di Desa Gambut Jaya sangat rentan terbakar bila tidak dikelola dengan baik,” kata Hanif dalam pernyataannya, Kamis (31/7/2025).

Hanif juga menegaskan pentingnya deteksi dini, kesiapsiagaan sumber daya, serta penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan. Ia menegaskan, pencegahan karhutla merupakan tanggung jawab bersama.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Pencegahan karhutla adalah tanggung jawab bersama. Saya mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi Jambi yang terus aktif dalam mengoordinasikan upaya penanggulangan karhutla di wilayahnya,” ujar Hanif dalam Rakornas Penanggulangan Karhutla di Jambi.

Dalam forum tersebut, Hanif turut menyoroti tren karhutla berdasarkan data terkini. Ia mencatat, sejak 1 Januari hingga 28 Juli 2025, luas karhutla di Provinsi Jambi mencapai 421,77 hektare atau sekitar 10 persen dari total karhutla nasional.

"Angka ini menjadi kekhawatiran kita semua terhadap kondisi lingkungan yang ada di Jambi, terutama di wilayah gambut yang sangat rentan,” kata Hanif.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan berbasis prakiraan cuaca. Ia menyebut, berdasarkan prediksi Fire Danger Rating System atau Sistem Penilaian Bahaya Kebakaran, sebagian besar wilayah Jambi relatif aman dengan tingkat kemudahan terbakar rendah.

Namun, pada 30 Juli, 1 sampai 3 Agustus, dan 5 Agustus 2025, terdapat beberapa wilayah di bagian tengah dan timur yang masuk dalam kategori mudah terbakar.

"Oleh karena itu, perlu dilakukan kesiapsiagaan dan mitigasi sejak dini,” kata Dwikorita.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement