Jumat 01 Aug 2025 09:20 WIB

Wamen LH: Percuma Tanam Mangrove kalau Masih Buang Sampah Sembarangan

Banjir rob sudah menjadi masalah rutin di wilayah pesisir Subang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Mahasiswa menanam mangrove di Pesisir Danau Siombak, Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara, Kamis (5/6/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar
Mahasiswa menanam mangrove di Pesisir Danau Siombak, Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara, Kamis (5/6/2025).

ESGNOW.ID,  SUBANG — Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Diaz Hendropriyono mengingatkan bahwa program penanaman mangrove bisa menjadi sia-sia jika persoalan sampah tidak diatasi. Sampah plastik yang terus mengalir ke pesisir, menurutnya, menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan ekosistem mangrove.

“Menanam mangrove akan menjadi percuma jika masih membuang sampah sembarangan, jadi kita harus sepakat untuk menanam mangrove dan berhenti buang sampah sembarangan,” kata Diaz dalam peringatan World Mangrove Day di Desa Anggasari, Subang, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga

Diaz menjelaskan, akar mangrove, khususnya akar napas atau pneumatophore, tidak bisa berkembang optimal jika tertutup sampah anorganik. Padahal mangrove berperan penting sebagai pelindung pesisir dari abrasi, banjir rob, dan polusi udara.

“Kenapa kita harus menanam mangrove? Untuk mencegah banjir rob, melindungi tambak dari kerusakan akibat abrasi pesisir, melindungi ikan di tambak, pengamanan rumah dari banjir, dan juga menyerap karbondioksida serta polutan,” ujarnya.

KLH menegaskan bahwa penanaman mangrove harus disertai perubahan perilaku masyarakat. Sampah yang terus dibuang ke sungai dan laut akan terus menjadi hambatan bagi pemulihan pesisir.

Karena itu, pemerintah juga akan menyediakan fasilitas pengelolaan sampah seperti perahu, mesin pencacah, penyerok, dan gerobak roda dua untuk mendukung warga Subang menjaga kebersihan lingkungan.

“Mohon jaga Subang, Jawa Barat, dan Indonesia dari sampah juga abrasi akibat banjir rob,” tambah Diaz.

Diaz mengapresiasi inisiatif warga Subang yang tetap aktif menanam mangrove meski sebagian wilayah pesisir telah terdampak abrasi. “Kami menyambut baik kerja keras dari Kabupaten Subang karena sudah menanam mangrove untuk mengatasi banjir rob dan abrasi meskipun sudah banyak mangrove yang hilang,” ujarnya.

Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi menyatakan banjir rob sudah menjadi masalah rutin di wilayah pesisir Subang. “Kami sudah menanam 26.000 mangrove dan ada CSR yang akan menanam juga di Legonkulon,” kata Agus.

Ia menambahkan, agenda ini bukan hanya soal menahan abrasi, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat. “Efek agenda penanaman ini menjadikan sungai di sekitar lokasi menjadi bersih dan lebih tertata, harapannya kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan bisa dikurangi dan diubah,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement