Rabu 27 Sep 2023 14:13 WIB

Akademisi: Pertumbuhan Ekonomi Harus Didukung Lingkungan yang Baik

Iklim investasi yang baik tentu didukung kondisi lingkungan yang baik.

Red: Lida Puspaningtyas
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (22/9/2023). Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran proyeksi pada 4,5-5,3%. Bank Indonesia terus memperkuat sinergitas stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (22/9/2023). Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran proyeksi pada 4,5-5,3%. Bank Indonesia terus memperkuat sinergitas stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.

ESGNOW.ID, BANDA ACEH -- Akademisi Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh, TM Zulfikar, mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan di Provinsi Aceh harus didukung dengan lingkungan hidup yang baik.

"Bagaimana Aceh meningkatkan pertumbuhan ekonominya kalau kondisi lingkungan hidup yang tidak baik. Karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi harus didukung lingkungan hidup yang baik pula," kata TM Zulfikar di Banda Aceh, Selasa (26/9/2023).

Menurut dosen program studi teknik lingkungan Universitas Serambi Mekkah itu, ada sejumlah sektor yang perlu diprioritaskan apabila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi.

Sektor tersebut, di antaranya pertanian, pariwisata, pertambangan, dan industri pengolahan. Akan tetapi, pengembangan empat sektor tersebut sulit dicapai apabila kondisi lingkungan hidup yang buruk.

"Bayangkan, bagaimana mendorong pertumbuhan perekonomian apabila kondisi lingkungan hidup yang tidak baik. Serta persoalan lingkungan hidup dibiarkan berlarut-larut," kata mantan direktur eksekutif daerah Walhi Aceh tersebut.

TM Zulfikar mengatakan, kondisi lingkungan hidup yang tidak baik di antara kerusakan yang menyebabkan banjir. Sejumlah wilayah di Provinsi Aceh menjadi langganan banjir, yang berlangsung setiap tahun. Banjir menyebabkan kerugian masyarakat, baik secara materi maupun tidak.

Selain banjir, kerusakan hutan juga menyebabkan sejumlah wilayah Aceh mengalami krisis air saat musim kemarau. Banyak irigasi, waduk, embung, maupun penampungan lainnya kekeringan saat kemarau. Kondisi ini tentu memengaruhi pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian.

"Kerusakan lingkungan ini juga tidak terlepas dari tata kelola sektor pertambangan yang belum baik. Kerusakan lingkungan akibat penambangan masih saja terus terjadi serta sering menimbulkan konflik dengan masyarakat," katanya.

Oleh karena itu, TM Zulfikar mengharapkan pemerintah Aceh segera merevitalisasi kerusakan lingkungan guna mendorong kembali pertumbuhan ekonomi masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.

"Iklim investasi yang baik tentu didukung kondisi lingkungan yang baik pula. Perekonomian masyarakat akan tumbuh positif kalau lingkungan hidupnya terjaga secara berkelanjutan," ujar TM Zulfikar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement