ESGNOW.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa jika perubahan iklim terus berlanjut, maka Bumi akan menjadi sangat panas pada tahun 2100. Panas yang ekstrim ini dapat menyebabkan serangan jantung dan heat stroke di daerah-daerah yang padat penduduknya seperti India dan lembah Indus.
Jika dunia menjadi 2 derajat celcius lebih panas dari tingkat pra-industri, sekitar 2,2 miliar orang di Lembah Sungai Indus di India dan Pakistan mungkin harus berurusan dengan musim panas yang sangat panjang dan sangat panas yang mungkin terlalu berat untuk ditangani oleh manusia.
Studi yang muncul dalam jurnal terkemuka bernama Proceedings of the National Academy of Sciences ini menunjukkan bahwa jika cuaca semakin panas, maka tempat-tempat di India utara, Pakistan timur, Cina timur, dan Afrika Sub-Sahara akan mengalami gelombang panas yang sangat lembab.
“Kota-kota seperti Delhi, Kolkata, Shanghai, Multan, Nanjing dan Wuhan akan terkena dampak paling parah dari gelombang panas tahunan ini,” kata studi tersebut seperti dilansir Mashable, Kamis (12/10/2023).
Gelombang panas dengan kelembaban yang lebih tinggi dapat menjadi sangat berbahaya karena udara tidak dapat menyerap kelembaban ekstra dengan baik. Hal ini membuat kita lebih sulit untuk mendinginkan diri dengan berkeringat, dan dapat mengacaukan kemampuan kita untuk mendinginkan diri.
Tempat-tempat yang rentan itu sering kali ditempati orang kelompok masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka mungkin tidak memiliki cara yang baik untuk tetap sejuk atau mengatasi masalah kesehatan dari cuaca yang sangat panas.
Suhu bumi secara keseluruhan telah meningkat sekitar 1,15 derajat Celcius, dan ini terutama disebabkan oleh karbon dioksida ekstra yang dilepaskan ke udara oleh negara-negara maju sejak dimulainya Revolusi Industri.
Manusia dapat mengatasi kondisi panas dan lembab tertentu, tetapi ketika batas-batas tersebut melampaui batas, mereka menjadi berisiko mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan panas seperti heatstrokes atau serangan jantung.