ESGNOW.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru mengungkap bahwa dengan pendekatan yang tepat, tanaman di perkotaan tidak hanya membantu menyaring polusi udara, tetapi juga mengurangi polusi udara yang dihasilkan. Hal ini merujuk pada studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli gabungan dari Swedia, Amerika Serikat, dan Cina berfokus pada solusi menghilangkan karbon di 54 kota di Uni Eropa. Karbon dioksida adalah salah satu gas perangkap panas utama yang saat ini menyebabkan suhu bumi meningkat di luar kendali. Karbon dioksida juga merupakan bahan penting yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, sehingga tanaman dapat menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, serta menyaring polusi dari udara.
Atas dasar ini, peneliti yakin bahwa upaya-upaya mendinginkan planet bisa dilakukan dengan menanam banyak pohon dan tanaman lain, terutama di perkotaan. “Solusi berbasis alam tidak hanya mengimbangi sebagian emisi kota, tetapi juga dapat berkontribusi pada pengurangan emisi dan konsumsi sumber daya,” kata profesor dari KTH Royal Institute of Technology, Zahra Kalantari, seperti dilansir the Cool Down, Ahad (15/10/2023).
Sebagai contoh, lihatlah Boulevard Anspach di Brussels, Belgia. Pada tahun 2016, kota ini mulai mengubah jalan yang sibuk dengan kendaraan menjadi jalur khusus pejalan kaki. Alih-alih menggunakan mobil, pengunjung sekarang bersepeda atau berjalan kaki ke berbagai tempat bisnis di jalan tersebut -yang berarti jauh lebih sedikit kendaraan yang melepaskan kabut asap ke pusat kota.
Dan kabar baiknya, manfaat terhadap kualitas udara lebih besar daripada sekadar efek penyaringan dari pepohonan. Di daerah Boulevard Anspach misalnya, udara terlihat lebih bersih dan sehat bagi siapapun yang berada di sana.
“Area hijau juga indah dan mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, yang selanjutnya bermanfaat bagi kesehatan. Pada akhirnya, menjaga lingkungan, juga bermanfaat untuk kesehatan orang-orang di dalamnya,” kata Kalantari.
Studi ini juga meneliti berbagai solusi lain, seperti urban farming dan trotoar yang dapat menyerap air, serta merekomendasikan solusi mana yang paling bermanfaat bagi setiap kota.
"Ada banyak penelitian yang meneliti efek dari solusi berbasis alam secara individual, tetapi penelitian ini menggabungkan semuanya dan menganalisis potensi efek sistemiknya. Ini merupakan hal yang baru,” ujar Kalantari.