ESGNOW.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, suhu permukaan global rata-rata bumi diprediksi akan lebih hangat 1,5 derajat Celsius dibandingkan era pra-industri. Hal ini merujuk pada perkiraan badan cuaca nasional Inggris, UK Met Office.
"Untuk pertama kalinya, kami memperkirakan peluang yang masuk akal bahwa dalam satu tahun suhu permukaan global akan melebihi 1,5 derajat Celsius," kata Nick Dunstone dari Met Office, seperti dilansir New Scientist, Rabu (13/12/2023).
Pada 2015, para pejabat dari seluruh dunia yang bertemu di Paris sepakat untuk mencoba mencegah suhu global melebihi 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. "Melampaui 1,5 derajat Celsius tidak berarti pelanggaran terhadap perjanjian Paris. Namun, tahun pertama di atas 1,5 derajat Celsius tentu akan menjadi tonggak penting dalam sejarah iklim,” ujar dia.
Menurut Dunstone, hal ini bisa jadi disebabkan oleh El Nino yang sedang berlangsung, di mana karakternya lebih kuat dari yang diperkirakan. Selama El Nino, angin yang berubah-ubah menyebarkan air hangat ke seluruh Pasifik, yang untuk sementara menghangatkan atmosfer.
Letusan gunung berapi bawah laut di Tonga pada 2022 juga melepaskan banyak uap air ke dalam stratosfer, yang memiliki efek pemanasan. Terlebih, belahan bumi selatan khususnya menjadi lebih hangat dari yang diperkirakan untuk alasan yang tidak sepenuhnya dipahami.
“Perkiraan untuk tahun 2024 dimulai dari tingkat pemanasan yang saat ini diamati, tetapi bisa jadi meremehkan jika faktor yang sama yang membuat tahun 2023 lebih hangat dari yang diharapkan masih berlaku. Tim tidak dapat mengoreksi faktor-faktor ini sampai mereka yakin apa saja faktor tersebut,” kata Dunstone.
Adapun, yang jelas, tren pemanasan jangka panjang merupakan hasil dari peningkatan emisi gas rumah kaca. Meskipun tahun-tahun setelah 2024 bisa jadi lebih dingin karena faktor-faktor seperti berakhirnya El Nino, diperkirakan rata-rata jangka panjang diperkirakan akan melewati 1,5 derajat Celsius pada 2030. Ini adalah definisi yang disepakati secara umum tentang pelanggaran perjanjian Paris.
Dalam hal bulan, bukan tahun, rekor pertama yang melebihi 1,5 derajat Celcius adalah Januari 2016, saat El Nino kuat terakhir. Bulan berikutnya bahkan lebih hangat, dengan anomali 1,64 derajat Celsius, menjadikannya yang terpanas sejauh ini. Akan tetapi, bulan November ini bisa jadi akan melampauinya.
Awal tahun ini, 17 November adalah hari pertama di mana anomali suhu melebihi 2 derajat Celsius, menurut data sementara. Rata-rata jangka panjang diperkirakan akan melewati 2 derajat Celsius pada 2040-an berdasarkan tren saat ini.