ESGNOW.ID, JAKARTA -- Saat berada di dalam rumah pada hari yang terik dengan suhu 40 derajat Celcius, menyalakan pendingin ruangan selama berjam-jam tampaknya menjadi pilihan yang harus dilakukan. Meskipun, kita mungkin khawatir dengan biaya atau bahkan dampaknya terhadap lingkungan.
Kondisi ini mendorong sebagian orang untuk menggunakan panel surya, yang diharapkan dapat menghemat biaya listrik, sekaligus menghasilkan banyak daya untuk mengimbangi AC. Pemikiran seperti ini adalah hal yang umum.
Namun apakah itu benar? ternyata tidak juga. Tenaga surya akan bekerja dengan baik saat matahari sedang berada di ketinggian puncak. Sementara itu, udara terpanas dalam sehari itu biasanya terjadi pada sore, yang pada akhirnya berpengaruh pada beban puncak listrik.
Di Australia misalnya, banyak masyarakat yang merespon kenaikan harga listrik dengan penggunaan panel surya. Satu dari tiga rumah tangga di Australia atau sekitar 3,6 juta rumah, kini menghasilkan listrik secara domestik. Di Australia Selatan, proporsinya bahkan hampir mencapai 50 persen.
Seiring dengan semakin panasnya cuaca di Australia, penggunaan AC akan mendorong peningkatan permintaan listrik di semua kota di daratan. Wasim Saman, Profesor Emeritus Teknik Energi Berkelanjutan di University of South Australia, memperkirakan permintaan ekstra untuk pendinginan akan meningkatkan permintaan di Sydney dan Brisbane masing-masing sebesar 20 persen dan 49 persen pada tahun 2050.
“Panas terutama panas yang berkelanjutan sangatlah berbahaya. Selama musim panas di bagian utara, Amerika Utara, Eropa dan Cina mengalami rekor gelombang panas. Kematian akibat gelombang panas tahun ini mencapai 62 ribu orang di Eropa. Jadi kami tidak menyarankan Anda untuk mematikan AC ketika sangat membutuhkannya, terutama jika Anda memiliki masalah kesehatan,” kata Saman seperti dilansir The Conversation, Jumat (29/12/2023).
Selama periode panas, permintaan residensial menyumbang 50 persen atau lebih dari permintaan puncak di banyak bagian Australia. Sebelum adanya tenaga surya, permintaan daya puncak di Australia Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat selama gelombang panas dan permintaan puncak -periode waktu dimana permintaan konsumen akan energi paling tinggi- pada jaringan listrik terjadi menjelang tengah hari.
Sekarang dengan adanya tenaga surya, puncak permintaan di tengah hari sudah tidak terjadi lagi. Namun, sekarang Australia harus menghadapi puncak yang lebih kecil di sore hari saat terjadi peristiwa panas, saat matahari terbenam namun udara masih panas.
“Ketika kami menelusuri setiap rumah, kami dapat dengan jelas melihat bahwa pendingin ruangan adalah pendorong utama di balik permintaan beban puncak,” ungkap Saman.
Menurut kajian Saman ke rumah-rumah, ditemukan bahwa AC menyumbang 72 persen (Adelaide) dan 90 persen (Brisbane) dari penggunaan listrik rumah tangga selama waktu puncak. Hal ini berlaku bahkan pada rumah-rumah yang menggunakan energi rendah.
Ketika Saman memantau 60 rumah dengan energi rendah di Lochiel Park Green Village, Adelaide, selama satu tahun, ia menemukan bahwa meskipun rumah-rumah ini menggunakan listrik yang jauh lebih sedikit secara keseluruhan, AC masih menjadi daya tarik utama.
“Semakin lama gelombang panas, semakin tinggi permintaan beban puncak. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh bangunan yang berjuang untuk melepaskan panas berlebih dalam semalam dan rumah tangga menjadi kurang toleran terhadap kondisi tersebut. Saat gelombang panas berlangsung, permintaan listrik dalam semalam secara bertahap meningkat,” kata dia.
Sebagian besar rumah di Australia memiliki peringkat efisiensi energi yang lebih rendah daripada rumah-rumah ini, dan akan membutuhkan lebih banyak listrik untuk pendinginan. Namun, rata-rata susunan surya atap di Australia adalah sekitar 6 kilowatt, sementara rata-rata untuk tenaga surya baru sekarang hampir 10 kilowatt. Susunan yang lebih besar ini akan mengatasi kebutuhan AC yang lebih tinggi di siang hari, tetapi tidak akan mengatasi beban puncak di malam hari.
Lantas apa bisa dilakukan untuk memangkas tagihan AC? Saman menyarankan untuk memilih ukuran AC yang tepat untuk setiap ruangan. Jika AC sudah berusia lebih dari sepuluh tahun, menggantinya dengan yang lebih efisien dapat menghemat biaya.
"Sementara itu, jika Anda sudah memiliki AC, Anda bisa mengurangi kebutuhan listrik misalnya dengan membuat atap berwarna terang agar lebih tahan terhadap gelombang panas. Dengan begitu, rumah bisa lebih nyaman untuk ditinggali, dan membutuhkan lebih sedikit AC," kata Saman.