Burung air yang bermigrasi
Ada cukup banyak jenis burung air yang bermigrasi ke kawasan bakau Futian. Salah satunya Pacific Golden Plover atau Pluvialis fulva. Burung yang kerap disebut cerek emas pasifik ini adalah tipikal burung migran dengan kemampuan terbang cemerlang. Mereka bisa terbang lebih dari 10 ribu kilometer nonstop dalam 8-10 hari.
Mereka berkembang biak di timur laut Rusia dan Alaska dan bermigrasi ke Asia Tenggara seperti Malaysia, Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik. Pada musim dingin, mereka terbang melintasi seluruh wilayah China selama migrasi.
Selain itu, ada pula Black-face Spoonbill atau Platalea minor. Burung paruh sendok berwajah hitam ini kerap dijuluki “bintang internet” di Teluk Shenzhen. Mereka pandai mencari makan hingga menari di lahan basah bakau. Sayangnya, burung ini terancam punah.
Tak ketinggalan, burung Black-einged Stilt atau Himantopus himantopus. Burung ini berwarna hitam putih dengan paruh panjang berwarna hitam tipis. Dibandingkan dengan ukuran tubuh normal mereka, kaki yang kurus sepanjang 30 sentimeter terlihat sangat panjang.
Meski begitu, mereka tampak anggun meski sedang terbang ataupun berjalan. Mereka suka mencari makan krustasea, serangga, ikan kecil, dan hewan lainnya di perairan dangkal. Mereka sering hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Ada 15 juta hektare bakau di seluruh dunia. Yang terbesar berlokasi di Bangladesh, seluas satu juta hektare. Di China, ada sekitar 27 ribu hektare hutan bakau atau 0,2 persen dari wilayah sebaran global. Sebagian besar tersebar di Hainan, Guangdong, Guangxi, Fujian, Hong Kong, Taiwan, dan sebagian kecil di Zhejiang dan Makau.