Kamis 18 Jan 2024 07:35 WIB

Ilmuwan Temukan Empat Faktor Pemicu Suhu dan Iklim Ekstrem pada 2023

Hasil penelitian temukan sejumlah faktor penyebab suhu panas dan iklim ekstrem.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Para peneliti melakukan analisis yang cukup komprehensif dan menemukan empat faktor pendorong bencana panas dan iklim ekstrem pada 2023.
Foto:

3. Letusan gunung berapi yang besar

Wysession menjelaskan bahwa letusan gunung berapi juga dapat secara signifikan mempengaruhi iklim global. Letusan gunung berapi biasanya menurunkan suhu global ketika aerosol sulfat yang meletus melindungi dan menghalangi sebagian sinar matahari yang masuk, meskipun tidak selalu.

Dalam sebuah kejadian yang tidak biasa, letusan gunung berapi terbesar di abad ke-21 sejauh ini yakni letusan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 2022, justru memberikan efek pemanasan dan bukan pendinginan. Letusan ini melepaskan sejumlah kecil aerosol sulfat pendingin, namun uap air yang sangat besar. Magma cair meledak di bawah air, menguapkan sejumlah besar air laut yang meletus seperti geyser tinggi ke atmosfer.

Uap air adalah gas rumah kaca yang kuat, dan letusannya mungkin akan menghangatkan permukaan Bumi sekitar 0,035 derajat Celcius, menurut sebuah perkiraan. Tidak seperti aerosol sulfat pendingin, yang sebenarnya adalah tetesan kecil asam sulfat yang jatuh dari atmosfer dalam waktu satu hingga dua tahun, uap air adalah gas yang dapat bertahan di atmosfer selama bertahun-tahun. Dampak pemanasan gunung berapi Tonga diperkirakan akan berlangsung setidaknya selama lima tahun.

 

4. Pemanasan global

Wysession menegaskan bahwa semua ini terjadi akibat pemanasan global yang disebabkan oleh manusia. Manusia telah meningkatkan suhu rata-rata global sekitar 1,1 derajat Celcius sejak tahun 1.900 dengan melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, ke atmosfer. Jumlah karbon dioksida di atmosfer meningkat 50 persen terutama dari pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan dan pembangkit listrik. Pemanasan akibat gas rumah kaca sebenarnya lebih besar dari 1,1 derajat Celcius, tetapi telah ditutupi oleh faktor manusia lainnya yang memiliki efek pendinginan, seperti polusi udara.

Menurut Wysession Beberapa tahun ke depan bisa jadi akan sangat berat. Jika El Nino yang kuat berkembang dalam beberapa bulan ke depan, lalu dikombinasikan dengan matahari maksimum dan efek letusan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, suhu Bumi kemungkinan akan terus melonjak.

“Ketika suhu terus meningkat, peristiwa cuaca menjadi lebih ekstrem. Kelebihan panas dapat berarti lebih banyak gelombang panas, kebakaran hutan, banjir bandang, dan peristiwa ekstrem lainnya,” jelas Wysession.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement