ESGNOW.ID, JAKARTA -- Beberapa tahun yang lalu, setiap warga yang ingin memasang panel surya di atap rumah di India harus mendapatkan beberapa perizinan. Selain itu, mereka juga harus menemukan perusahaan yang dapat diandalkan, hingga mengeluarkan biaya yang besar di awal.
Tetapi sekarang telah berubah. Pemerintah India telah menyederhanakan proses perizinan, mempermudah masyarakat untuk mengklaim subsidi, serta memberikan sejumlah uang tunai - termasuk total anggaran 9 miliar dolar AS yang diumumkan bulan ini. Semua langkah itu dilakukan pemerintah guna mendorong percepatan adopsi teknologi bersih yang dinilai penting untuk mencapai target iklim India.
“Pada 2021, kami harus mendapatkan 45 tanda tangan untuk bisa memasang panel surya kecil di atap rumah. Tapi sekarang, aturan itu tidak ada lagi,” kata CEO, Shreya Mishra, CEO Solar Square yang berbasis di Mumbai, salah satu perusahaan solar panel atap terbesar di India.
Untuk negara dengan tingkat paparan sinar matahari yang tinggi, pertumbuhan penggunaan panel surya atap diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. India tahun lalu menjadi negara terpadat di dunia, dengan 1,4 miliar penduduk dan kebutuhan energi yang meningkat pesat.
Namun India, salah satu penghasil emisi gas-gas penghasil panas bumi terbesar di dunia, juga sangat rentan terhadap perubahan iklim. Penduduknya terkena dampak dari banjir yang mematikan, curah hujan yang ekstrim, panas yang ekstrim, kekeringan yang berkepanjangan dan angin topan yang semakin sering terjadi. Sebuah studi awal tahun ini menemukan bahwa sembilan dari 28 negara bagian di India akan menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak perubahan iklim di dunia pada pertengahan abad ini.
India telah mengembangkan energi bersihnya dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki pembangkit listrik terbarukan terbesar keempat di dunia, hanya kalah dari Cina, Amerika Serikat dan Brazil. India memiliki 180 gigawatt pada bulan Desember, cukup untuk memberi daya pada sekitar 18 juta rumah, dengan hampir setengahnya berasal dari tenaga surya.
Namun, sebagian besar tenaga surya tersebut berasal dari sejumlah pembangkit listrik tenaga surya seukuran lapangan sepak bola. Kurang dari 15 persen berasal dari susunan atap, dan India sejauh ini hanya berhasil membangun 11 gigawatt tenaga surya atap. Jumlah ini jauh lebih sedikit dari 40 gigawatt yang diharapkan pada tahun 2022.
Para pakar energi mengatakan bahwa tenaga surya atap sangat penting guna menyediakan listrik ke daerah-daerah terpencil, di mana tenaga surya ini dapat dipasang dengan harga murah di tempat yang dibutuhkan dan menghindari biaya transmisi energi dalam jarak jauh.
Neeraj Kuldeep dari lembaga thinktank yang berbasis di New Delhi, Council on Energy, Environment and Water (CEEW), telah melacak tenaga surya atap selama hampir satu dekade. Sebuah laporan dari CEEW tahun lalu menemukan bahwa hanya 50 persen orang India yang mungkin menyadari bahwa atap surya adalah solusi energi dan sebagian besar dari mereka yang menyadari hal ini menganggapnya terlalu mahal.
Laporan yang dirilis November lalu ini merekomendasikan subsidi untuk konsumen yang dapat mengambil manfaat dari susunan surya atap kecil namun tidak mampu membelinya. Kuldeep menilai, kesadaran konsumen tentang surya atap adalah salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan. Di sisi lain, pemerintah yang efisien baik di tingkat federal maupun negara bagian juga menjadi kunci pertumbuhan panel surya atap.
Menurut para pakar, perusahaan listrik milik negara juga harus mendukung upaya percepatan panel surya atap dan jangan menganggapnya sebagai ancaman bagi profit.
Kuldeep juga menilai, perusahaan listrik milik negara bahkan bisa mendapatkan keuntungan jika mereka membantu memasang panel surya atap di rumah-rumah. Hal ini dikarenakan mereka memangkas biaya transmisi dan distribusi untuk menyalurkan listrik ke rumah-rumah dengan tagihan bersubsidi yang sudah memberikan sedikit keuntungan bagi mereka.
“Pemasangan juga telah meningkat sejak pemerintah meluncurkan portal surya atap nasional pada tahun 2022 yang dapat digunakan konsumen untuk mengklaim dan mengarahkan subsidi pemerintah langsung ke rekening bank mereka,” kata para ahli dan perusahaan surya atap, seperti dilansir AP, Sabtu (24/2/2024).
Mysun, sebuah perusahaan panel surya atap yang berbasis di New Delhi, menawarkan kepada para calon pembeli sebuah "kalkulator surya" di situs webnya untuk menghitung penghematan biaya listrik. CEO MySun, Gagan Vermani, mengatakan bahwa ini adalah tentang menyederhanakan proses bagi calon pelanggan.
"Kita harus mulai memikirkan (atap surya) dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen daripada menganggapnya sebagai membangun infrastruktur surya," ujarnya.