ESGNOW.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa shower bertekanan tinggi sebenarnya dapat mengurangi konsumsi air secara keseluruhan. Temuan-temuan tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, muncul ketika para pejabat Inggris berupaya mencari cara untuk menutup kesenjangan yang semakin besar antara pasokan dan permintaan air.
Para peneliti telah memantau 290 kamar mandi berbeda di kampus Surrey University, dan mengumpulkan data dari total 86.421 kamar mandi. Mereka menemukan bahwa konsumsi air berkurang hingga 60 persen dengan tekanan lebih tinggi, lantaran seseorang cenderung lebih cepat menyelesaikan mandinya. Peneliti juga memasang pengatur waktu di beberapa shower untuk mengamati apakah hal ini berdampak pada lamanya waktu yang dihabiskan seseorang untuk mandi.
Lamanya durasi mandi cukup bervariasi, kata peneliti, dengan rata-rata waktu mandi selama 6,7 menit. Namun separuh dari durasi mandi tersebut berlangsung antara 3,3 dan 8,8 menit.
“Kami mengecualikan waktu mandi yang terjadi lebih dari satu jam, tapi percayalah, itu memang terjadi,” tulis Ian Walker, profesor psikologi lingkungan di Swansea University, seperti dilansir Sky News, Rabu (20/3/2024).
Tim peneliti yang dipimpin Walker meyakini bahwa durasi mandi mahasiswa Surrey University yang dipantau, lebih singkat dibandingkan masyarakat umum.
“Terakhir kali kami mengukur curah hujan di masyarakat Inggris, kami menemukan rata-rata durasinya adalah 10,8 menit,” tambah Prof Walker.
Dalam studi ini, tim menemukan bahwa mahasiswa Surrey yang menikmati shower bertekanan tinggi dan pengatur waktu, menggunakan sekitar 17 liter air. Jumlah ini 3,5 kali lebih sedikit dibandingkan 61 liter yang dihasilkan oleh mereka yang menggunakan shower bertekanan rendah dan tidak memiliki pengatur waktu.
“'Meningkatkan efisiensi air di kamar mandi sangatlah penting, mengingat konsumsi air yang tinggi, penggunaan energi, dan emisi karbon yang terkait,” tulis tim peneliti.
Badan Lingkungan Hidup mengatakan kesenjangan antara pasokan dan permintaan air semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya populasi dan iklim yang lebih panas mengubah pola curah hujan dan suhu di Inggris.
Pada tahun 2050, Inggris mungkin menghadapi kekurangan pasokan sebesar empat miliar liter per hari. Undang-Undang Lingkungan Hidup tahun 2021 menuntut pengurangan besar-besaran dalam jumlah air yang digunakan rumah tangga, dari saat ini 144 menjadi 110 liter per orang setiap hari.
Tim peneliti mengakui, penelitian mereka tidak benar-benar menentukan mengapa peningkatan tekanan air mengurangi konsumsi, sehingga menyerukan penelitian lebih lanjut.