ESGNOW.ID, JAKARTA -- Kenaikan pajak karbon federal kini berlaku, dan akan menaikkan harga gas sebesar tiga sen per liter di sebagian besar provinsi di Kanada. Kenaikan ini memicu protes dari tujuh perdana menteri dan perselisihan di parlemen baru-baru ini, yang berujung pada mosi tidak percaya terhadap pemerintah Liberal.
Namun perdebatan yang sedang berlangsung ini mengabaikan pajak karbon yang jauh lebih mahal, yakni subsidi bahan bakar fosil. Setiap tahun, pemerintah federal dan provinsi menggunakan dana pajak untuk memberikan dukungan finansial atau keringanan pajak kepada perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil.
Kandidat SJD Fakultas Hukum di University of Toronto, Steve Lorteau, mencatat bahwa subsidi ini membebani pembayar pajak Kanada setidaknya 6,03 miliar dolar AS, atau sekitar 214 dolar AS per pembayar pajak setiap tahunnya. Dan tidak seperti pajak karbon federal, warga Kanada tidak mendapatkan potongan untuk pajak ini.
“Subsidi bahan bakar fosil adalah masalah besar di seluruh Kanada. Pemerintah federal telah menghabiskan 35 miliar dolar AS untuk jaringan pipa minyak Trans Mountain dan 275 juta dolar AS untuk fasilitas gas alam cair. Sektor minyak dan gas alam Kanada juga mendapatkan keuntungan dari keringanan pajak khusus di bawah Undang-Undang Pajak Penghasilan,” kata Lorteau seperti dilansir The Conversation, Rabu (3/4/2024).
British Columbia, Alberta dan Saskatchewan memberikan lebih dari 2,5 miliar dolar AS dalam bentuk pengurangan royalti dan pembebasan pajak kepada industri bahan bakar fosil setiap tahun. Ontario memberikan keringanan pajak sebesar 500 juta dolar AS untuk bahan bakar penerbangan dan pertanian. Manitoba, Quebec dan provinsi-provinsi di Atlantik memberikan pembebasan pajak yang serupa untuk bahan bakar dan gas alam.
Subsidi bahan bakar fosil yang eksplisit ini hanyalah puncak dari gunung es yang sedang berkembang. Jumlah tersebut tidak termasuk biaya perawatan kesehatan akibat polusi udara, yang bertanggung jawab atas lima juta kematian di seluruh dunia setiap tahun. Biaya itu juga tidak termasuk biaya masa depan untuk membersihkan sumur minyak yang ditinggalkan, pajak properti kota yang belum dibayar, dan biaya lain yang ditinggalkan oleh perusahaan bahan bakar fosil
Lorteau juga menilai bahwa subsidi bahan bakar fosil adalah masalah di berbagai tingkatan, lantaran menggagalkan upaya mitigasi perubahan iklim karena meningkatkan keuntungan bahan bakar fosil.
“Subsidi bahan bakar fosil menciptakan insentif yang secara aktif mendorong polusi lebih lanjut. Subsidi ini juga membuat harga bahan bakar fosil menjadi lebih rendah secara artifisial, itulah sebabnya kelompok libertarian dan konservatif pasar bebas menentang apa yang disebut sebagai pembayaran kesejahteraan bahan bakar fosil,” kata Lorteau.
Subsidi bahan bakar fosil juga membebankan biaya peluang. Uang pembayar pajak yang digunakan untuk subsidi bahan bakar fosil dapat digunakan untuk proyek-proyek yang lebih bernilai, misalnya membangun lebih banyak rumah seperti yang dilakukan pemerintah federal hingga awal 1990-an.
Hanya sebagian subsidi federal selama empat tahun terakhir yang dapat mendanai setiap proyek tenaga surya dan angin di Kanada, atau melipatgandakan jumlah penumpang transportasi umum. Dana tersebut juga dapat digunakan untuk mendanai sekolah, rumah sakit, atau pemotongan pajak.
“Karena alasan-alasan ini, terdapat konsensus yang semakin kuat bahwa subsidi bahan bakar fosil di Kanada dan di kawasan lain harus dihapuskan,” tegas Lorteau.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapuskan subsidi bahan bakar fosil. Pada tahun 2009, Perdana Menteri Stephen Harper dan para pemimpin G20 lainnya berjanji untuk menghapuskan subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien.
Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah berusaha untuk menghapus subsidi industri minyak dan gas. Bulan Juni lalu, House of Commons mempelajari penghapusan subsidi bahan bakar fosil. Menyusul laporan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup Kanada Steven Guilbeault merilis sebuah rencana untuk menghapus sebagian, tetapi tidak semua, subsidi bahan bakar fosil.
“Menghapus subsidi bahan bakar fosil mungkin bukan solusi yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim, tetapi dapat membuat perbedaan besar dalam mencapai tujuan iklim kita. Hal ini sangat masuk akal,” kata Lorteau.