Meskipun perusahaan-perusahaan di berbagai industri berkontribusi terhadap sampah plastik global, produsen makanan dan minuman cenderung menjadi penyebab terbesar. Peneliti menemukan tren yang jelas, yakni perusahaan yang memproduksi banyak kemasan sekali pakai dan produk yang dirancang untuk dikonsumsi, terwakili secara tidak proporsional dalam data polusi bermerek dibandingkan dengan perusahaan yang menjual barang kemasan yang lebih tahan lama.
Sederhananya, botol plastik atau bungkus permen yang Anda buang setelah beberapa menit menghasilkan risiko polusi plastik yang jauh lebih tinggi daripada botol deterjen yang mungkin Anda gunakan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum membuangnya ke tempat sampah.
"Perusahaan yang berada di atas garis tren biasanya adalah perusahaan makanan dan minuman, sedangkan perusahaan yang berada di bawah garis tren sebagian besar adalah perusahaan rumah tangga dan ritel," kata penulis studi yang dipimpin oleh Dr Win Cowger.
“Produk makanan dan minuman cenderung memiliki jangka waktu penggunaan yang lebih singkat sebelum dibuang, termasuk persentase barang sekali pakai yang lebih tinggi,” tambah dia.