ESGNOW.ID, JAKARTA -- Pihak berwenang di Pakistan berupaya memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di berbagai wilayah, termasuk ibu kota Islamabad, Jumat (31/5/2024). Kebakaran terjadi saat negara ini dilanda gelombang panas dan cuaca kering.
Namun demikian, para pejabat belum mengonfirmasi apakah kebakaran tersebut terkait dengan suhu tinggi atau karena pembakaran.
Beberapa wilayah di Pakistan mengalami suhu hingga 52,2 derajat celsius selama sepekan terakhir. Asia Selatan mengalami musim panas yang lebih terik tahun ini. Ini menjadi sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia.
Gumpalan asap terlihat membumbung tinggi dari api yang berkobar di perbukitan Islamabad dengan suhu mencapai 41 derajat Celsius pada Jumat sore.
“Sulit untuk mendatangkan pemadam pemadam kebakaran di sana; petugas penyelamat sedang berusaha memadamkan api. Kami juga belum bisa memastikan apakah kebakaran tersebut disebabkan oleh cuaca yang panas atau karena pembakaran ,” kata juru bicara polisi di Islamabad Sohail Khan, Sabtu (1/6/2024).
Khan mengatakan kepolisian telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab kebakaran. Sementara itu, seorang anggota Dewan Margasatwa Islamabad, Waqar Zakaria mengatakan kebakaran ini bisa jadi merupakan kasus pembakaran yang disengaja.
Ia menambahkan, suhu ekstrem telah berlangsung lebih lama dari biasanya. Begitupun bulan Mei lebih kering daripada biasanya, sehingga api menyebar lebih cepat.
Sebuah daerah di Punjab yang dekat dengan Islamabad, Kallar Kahar, juga mengalami kebakaran yang melahap 25 hektare padang rumput, menurut manajemen bencana provinsi (PDM).
“Kebakaran hutan Kalar Kahar mungkin merupakan kebakaran yang disebabkan oleh panas,” kata juru bicara PDMA, Mazhar Hussain.
Kebakaran hutan juga terlihat di Lower Dir, 250 kilometer barat laut Islamabad. Menurut keterangan penduduk setempat, api mulai melalap ratusan pohon sejak empat hari yang lalu dan masih belum dapat dikendalikan.
Pakistan merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap cuaca ekstrem dan perubahan iklim. Pada 2022, banjir mendatangkan malapetaka di negara ini, menewaskan lebih dari 1.700 orang dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.