Rabu 05 Jun 2024 09:00 WIB

Mentan Imbau Petani di Pulau Jawa Waspadai Bencana Kekeringan

Pada Juni ini Pulau Jawa sudah masuk musim kemarau yang bersamaan dengan El Nino.

Red: Satria K Yudha
Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan, Rabu (9/8/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan, Rabu (9/8/2023).

ESGNOW.ID, SUKABUMI -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengimbau kepada seluruh petani di Pulau Jawa untuk mewaspadai bencana kekeringan. Kekeringan berpotensi terjadi akibat musim kemarau yang berbarengan dengan fenomena alam El Nino.

"Pada Juni ini Pulau Jawa sudah masuk musim kemarau yang bersamaan dengan El Nino tentunya ini bisa memicu bencana kekeringan yang akan berdampak besar terhadap produksi pangan," katanya saat panen raya jagung dan singkong bersama KSAD Jendral Maruli Simanjuntak di Desa Neglasari, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Selasa (5/6/2024).

Menurut Amran, Pulau Jawa merupakan daerah yang paling pertama terkena dampak kemarau dan El Nino sesuai prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Oleh karena itu, pemerintah, petani, masyarakat dan pemangku kepentingan harus mewaspadai terjadinya bencana kekeringan sejak dini. Jika musim kemarau panjang ditambah dengan El Nino maka bencana kekeringan bisa berdampak besar.

Selain itu, dampak yang paling dikhawatirkan jika bencana kekeringan melanda seluruh daerah yang ada di Pulau Jawa adalah menurunnya produksi pangan, persediaan menjadi menipis dan memicu terjadinya kenaikan harga.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama dengan seluruh pihak untuk melakukan antisipasi sehingga dampak bencana kekeringan terhadap aktivitas pertanian bisa ditekan agar produksi dan persediaan pangan terjaga.

Pihaknya pun mengapresiasi Program Ketahanan Pangan yang digagas oleh KSAD Maruli Simanjuntak di Desa Neglasari ini. Apalagi, lokasi untuk melaksanakan program tersebut awalnya merupakan lahan tidur, semak belukar dan minim persediaan air.

Tetapi dengan jerih payah perwira tinggi di TNI AD itu, sejak dari pangkat kolonel hingga jendral bintang empat, berhasil menciptakan program ketahanan pangan yang berkelanjutan di Kabupaten Sukabumi dan mampu mengubah lahan yang sama sekali tidak menghasilkan menjadi produktif ditambah lokasi lahan itu berada di medan yang berat

"Program Ketahanan Pangan melalui inovasi pertanian dan kreativitas dari rekan-rekan TNI AD merupakan proyek percontohan di daerah lain agar produksi pangan tetap terjaga sepanjang tahun," tambahnya.

Amran mengatakan inovasi pertanian ini tentunya harus dicontoh agar petani bisa tetap berproduksi sepanjang tahun. Kementerian Pertanian siap memberikan dukungan dan bantuan kepada petani ataupun kelompok tani agar produksi pangan terus meningkat agar Indonesia tidak mengalami krisis pangan akibat krisis perubahan iklim yang terjadi di seluruh negara.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement