Sabtu 15 Jun 2024 19:03 WIB

Penelitian Ungkap Emisi yang Dihasilkan Perang Rusia di Ukraina, Seperti Ini Isinya

Invasi Rusia mendorong naiknya 175 juta tom CO2 ke atmosfer.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 A Ukrainian rescuer rests as they work at the site of a glide bomb attack on a private building in Kharkiv, northeastern Ukraine, 10 June 2024, amid the Russian invasion. At least eight people were injured as a result of Russian shelling on the private sector of the city, according to the head of the Kharkiv Military Administration Oleg Synegubov. Russian troops entered Ukrainian territory on 24 February 2022, starting a conflict that has provoked destruction and a humanitarian crisis.
Foto:

"Di bulan-bulan pertama perang, sebagian besar emisi dihasilkan kehancurkan skala besar infrastruktur sipil yang membutuhkan rekonstruksi pasca-perang yang besar," kata laporan itu.

"Kini dua tahun kemudian, sebagian besar emisi disumbangkan kombinasi antara perang di medan tempur, kebakaran dan kerusakan pada infrastruktur energi."

Laporan itu mengatakan aktivitas militer bertanggung jawab atas 51,6 juta ton CO2. Sebagian besar dari 35,2 juta ton CO2 berasal dari konsumsi bahan bakar militer Rusia. Sementara 9,4 juta ton dari penggunaan bahan bakar militer Ukraina.

Pada tahun 2022 pakar internasional merilis data yang mengungkapkan diantara konsumen bahan bakar terbesar di seluruh dunia, militer dengan menyumbang 5,5 persen emisi gas rumah kaca global.

Menurut laporan Kementerian Lingkungan Ukraina dan LSM-LSM iklim perang Rusia meningkatkan frekuensi kebakaran hutan di daerah terdampak. Satu juta hektar lahan telah hangus akibat 27.000 kebakaran yang berhubungan dengan perang, menyebabkan kerusakan atmosfer setara dengan 23 juta ton CO2.

Laporan tersebut juga menghitung penutupan wilayah udara di Ukraina dan beberapa bagian Rusia, serta pembatasan penggunaan wilayah udara Rusia oleh maskapai penerbangan tertentu, menciptakan lebih dari 24 juta ton emisi CO2 tambahan.

“Pembatasan atau kehati-hatian sebagian besar telah mengosongkan wilayah Ukraina dan Rusia seluas 18 juta km2, menambah jam perjalanan antara Eropa dan Asia yang meningkatkan konsumsi bahan bakar,” kata laporan itu.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement