ESGNOW.ID, LONDON -- Dalam laporannya organisasi antar-pemerintah International Renewable Energy Agency (IRENA) mengatakan dunia beresiko gagal mencapai target meningkatkan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat pada tahun 2030. Sebab pertumbuhan energi terbarukan saat ini belum cukup untuk meraih target tersebut.
Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP28) yang digelar di Dubai tahun lalu menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dunia tiga kali lipat pada tahun 2030 menjadi lebih dari 11 terawatt (TW).
Negara-negara harus mengajukan atau memperbaharui komitmen mereka dalam mencapai target itu setiap lima tahun setelah 2020. Sehingga tahun depan ambisi iklim mereka tahun depan sudah mencakup target tahun 2030.
“Energi terbarukan semakin mengungguli bahan bakar fosil, namun ini bukan saatnya untuk berpuas diri,” kata Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera, dikutip Rabu (17/7/2024).
“Jika kita melanjutkan tingkat pertumbuhan saat ini, kita hanya akan menghadapi kegagalan dalam mencapai target energi terbarukan sebanyak tiga kali lipat yang disepakati dalam Konsensus UEA pada COP28,” tambahnya.
Dalam laporannya IRENA mengatakan dunia sudah meningkatkan kapasitas energi terbarukan sebesar 473 gigawatt tahun lalu. Angka ini mewakili peningkatan sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan peningkatan pertumbuhan terbesar tahunan sejak tahun 2000.
Untuk mencapai target dunia harus menambah kapasitas energi terbarukan minimal 16,4 persen per tahun sampai 2030. Namun bila tren peningkatan 14 persen berlanjut, target 11 TW masih kekurangan 1,5 TW.
Data IRENA menunjukkan bila rata-rata pertumbuhan energi terbarukan 10 persen per tahun maka kapasitas energi terbarukan dunia pada tahun 2030 hanya 7,5 TW. Kurang sepertiga dari target yang direncanakan.
IRENA merupakan organisasi antar pemerintah yang diberi mandat untuk memfasilitasi kerjasama, memajukan pengetahuan, dan mempromosikan adopsi serta penggunaan energi terbarukan yang berkelanjutan.
IRENA merupakan organisasi internasional pertama yang secara eksklusif berfokus pada energi terbarukan, memenuhi kebutuhan di negara industri dan negara berkembang. Lembaga observasi PBB itu didirikan pada tahun 2009 dan mulai beroperasi pada tanggal 8 Juli 2010.