Sementara masuknya hewan seperti tikus, kucing, dan tikus kecil dapat berdampak besar mengingat evolusi ketidakmampuan terbang di antara banyak burung endemik pulau membuat mereka tidak dapat melarikan diri dari predator baru.
Matthews mengatakan di daerah tertentu perburuan yang dilakukan manusia memainkan peran besar dalam kepunahan baik di masa lalu maupun masa sekarang. Ia mengatakan penangkapan burung yang bersuara menjadi masalah besar terutama di kawasan-kawasan tertentu seperti Asia Tenggara.
Para peneliti menunjukkan bahwa ada lebih dari 600 spesies burung yang telah punah sepanjang sejarah. Beberapa kepunahan burung ini disebabkan perubahan iklim, seperti malaria unggas yang dibawa manusia dan menyebabkan kepunahan burung-burung endemik di Hawaii.
Beberapa burung menakjubkan yang hilang termasuk burung gajah besar endemik Madagaskar dan burung moa endemik Selandia Baru. Kebanyakan kepunahan dalam 50.000 tahun terakhir disebabkan oleh tindakan manusia.
Saat ini terdapat sekitar 11.000 spesies burung yang ada, namun para peneliti memprediksi lebih dari 1.000 spesies burung akan punah dalam dua abad ke depan. Matthews mengatakan disamping dampak etika dan moral, kepunahan spesies burung ini juga memiliki efek penting dalam fungsionalitas lingkungan.