ESGNOW.ID, MADRID -- Spanyol dilanda banjir paling mematikan dalam tiga dekade terakhir. Pihak berwenang setempat mengatakan setidaknya 64 orang tewas setelah hujan deras menghantam wilayah timur Valencia, menyebabkan banjir yang menggenangi jalan-jalan dan kota-kota.
Dalam tayang stasiun televisi di Kota Utiel terlihat tim penyelamat menggunakan perahu karet menyisir banjir tengah kegelapan, menyelamatkan sejumlah orang. Sementara layanan darurat masih berusaha mencapai daerah-daerah yang paling terdampak bencana.
"Bagi mereka yang saat ini masih mencari orang-orang tersayang, seluruh Spanyol ikut berduka," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pidatonya yang ditayangkan di televisi, Rabu (30/10/2024). Ia berjanji untuk membangun kembali jalan-jalan, alun-alun dan jembatan-jembatan yang rusak.
Pemimpin regional Valencia Carlos Mazon mengatakan sejumlah orang masih terjebak di lokasi-lokasi yang terisolasi. Valencia menyumbang hampir dua pertiga produksi jeruk di pemasok jeruk terbesar dunia. "Bila (bantuan darurat) tidak datang bukan karena tidak adanya niat atau predisposisi tapi karena masalah akses," kata Mazon di konferensi pers.
Ia menambahkan sejumlah daerah hampir tidak mungkin terjangkau. Pihak berwenang mengatakan setidaknya 62 orang tewas di Valencia sementara dua orang tewas dan beberapa lainnya masih hilang di Castilla La Mancha.
Puluhan video yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang terjebak banjir. Sejumlah orang memanjat pohon untuk menghindari sapuan aliran air. Rekaman video menunjukkan tim penyelamat mengangkat beberapa perempuan dengan bak buldoser.
Jadwal kereta di Madrid dan Barcelona dibatalkan karena banjir. Pemerintah mengatakan sekolah-sekolah dan layanan dasar di daerah terdampak juga ditutup sementara.
Badan layanan darurat meminta masyarakat menghindari semua jalan untuk berpergian dan mengikuti saran dari pemerintah. Unit militer khusus operasi penyelamatan dikerahkan ke sejumlah wilayah untuk membantu tim penyelamat setempat.
Curah hujan di sejumlah wilayah seperti Kota Turis, Chiva atau Bunol tembus memecahkan rekor hingga 400 milimeter atau 15,75 inchi, setara dengan curah hujan normal dalam satu tahun. Hal ini mendorong lembaga pemantau cuaca Spanyol, AEMET untuk mendeklarasikan peringatan tingkat tertinggi.
Ketika hujan mulai mereda, tingkat peringatan juga diturunkan. Badan cuaca di Katalonia mengatakan badai mulai mengarah ke arah utara, memicu peringatan angin kencang dan hujan, sehingga mendorong peringatan tingkat tertinggi di sekitar Barcelona.
Korban jiwa dalam bencana banjir kali ini yang tertinggi di Eropa sejak 2021 ketika 185 orang tewas di Jerman. Selain itu, musibah ini menjadi banjir paling mematikan di Spanyol sejak 1996 ketika 87 orang tewas di dekat sebuah kota di Pegunungan Pyrenees.
Raja Filipe mengatakan badan layanan darurat Spanyol melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu. Ia juga menyampaikan duka cita atas hilangnya banyak nyawa.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Eropa siap membantu. "Kami melihat kehancuran di Spanyol," katanya di media sosial X.
Salah satu asosiasi petani terbesar di Spanyol, ASAJA mengatakan mereka memprediksi banjir akan menimbulkan kerusakan besar pada tanaman. Berdasarkan data Observatory of Economic Complexity, Spanyol merupakan eksportir jeruk segar dan kering terbesar di dunia.
Sementara menurut Institute Investigasi Pertanian Valencia, wilayah itu memasok 60 persen produksi citrus Spanyol. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim mengakibatkan Eropa semakin sering dilanda cuaca ekstrem.
Para meteorolog mengatakan menghangatnya Laut Tengah yang akan meningkatkan penguapan air, memainkan peran penting yang membuat hujan deras semakin kuat. “Kejadian seperti ini, yang dulunya hanya terjadi beberapa dekade sekali, kini menjadi lebih sering terjadi dan daya rusaknya menjadi lebih besar,” kata meteorolog senior pemerintah dan anggota Asosiasi Meteorologi Spanyol Ernesto Rodriguez Camino.