ESGNOW.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang mempertimbangkan untuk meningkatkan target pemangkasan emisi gas rumah kaca hingga 60 persen pada 2035. Kenaikan target tersebut mencapai 14 persen dibanding target saat ini.
Pengumuman ini disampaikan dalam rapat bersama Kementerian Lingkungan, Ekonomi, Perdagangan dan Industri. Dikutip dari Mainichi, Selasa (26/11/2024), kementerian-kementerian itu mengatakan diperlukan pemangkasan emisi yang lebih agresif untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2050.
Panel iklim PBB meminta setiap negara mengajukan target pemangkasan emisi tahun 2035 yang ditentukan sendiri (NDC) pada Februari mendatang. Pemerintah Jepang berencana memasukkan target numerik dalam rancangan rencana untuk penanggulangan pemanasan global yang diharapkan akan disusun pada akhir tahun.
Rencana tersebut akan disusun dengan bekerja sama dengan partai-partai yang berkuasa, serta kementerian dan lembaga terkait.
Dalam pertemuan tersebut, beberapa peserta mengatakan Jepang perlu menetapkan target yang lebih ambisius. Sementara yang lain mendukung target yang diusulkan yaitu pengurangan 60 persen pada tahun fiskal 2035 dan pengurangan 73 persen pada tahun fiskal 2040.
Saat ini Jepang menargetkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46 persen pada tahun fiskal 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi pada tahun fiskal 2013.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (IPCC) menilai, untuk membatasi suhu bumi tidak di atas 1,5 derajat Celsius dibandingkan dengan tingkat pra-industri, maka dunia harus memangkas emisi gas rumah kaca sebanyak 60 persen pada tahun 2035 dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 2019.
The Japan Times melaporkan aktivis lingkungan mengkritik Jepang karena lemahnya tindakan untuk meningkatkan energi terbarukan, dan karena strateginya yang tidak memperhitungkan emisi kumulatif.
Organisasi independen yang melacak langkah pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim, Climate Action Tracker melaporkan Jepang perlu mengurangi emisi sekitar 80 persen pada tahun 2035 untuk membantu membatasi suhu bumi tidak di atas 1,5 derajat Celsius dari rata-rata masa pra-industri.
Jepang masih bergantung pada gas alam dan batu bara pada sebagian besar bauran tenaga listriknya. Negara itu berusaha mengganti bahan bakar fosil dengan sumber energi yang lebih bersih.
Beberapa peserta rapat gabungan yang terdiri dari para akademisi dan pejabat dari lembaga-lembaga keuangan mempertanyakan apakah arah kebijakan Jepang saat ini selaras dengan tujuan-tujuan iklim global.