ESGNOW.ID, BERLIN -- Lembaga think-tank Agora mencatat emisi gas rumah kaca Jerman pada 2024 turun sebesar 18 juta ton atau 3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam laporannya pada Senin (6/1/2024), Agora menyebut faktor elemahan ekonomi turut berkontribusi dalam penurunan emisi.
Agora mengatakan emisi gas rumah kaca perekonomian terbesar di Eropa itu pada 2024 adalah 658 juta metrik ton karbon dioksida ekuivalen. Turun 48 persen dibanding tingkat emisi gas rumah kaca tahun 1990 dan berada di bawah ambang batas tahunan sebesar lebih dari 5 persen.
Jerman menargetkan untuk menurunkan emisinya sebesar 65 persen dari tingkat tahun 1990 pada 2030. Emisi Jerman tahun 2024 juga 36 juta ton lebih rendah dari batas tahunan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Perlindungan Iklim.
Menurut laporan tersebut, kemerosotan ekonomi Jerman turut mengurangi emisi industri, meskipun sektor transportasi dan konstruksi tidak banyak berbuat banyak dalam mengimplementasikan kebijakan perlindungan iklim.
Berdasarkan survei yang dirilis pada November 2024, aktivitas bisnis Jerman turun lima bulan berturut-turut dan pada tingkat tercepat sejak Februari. Aktivitas bisnis di sektor jasa Jerman juga memburuk pada bulan November. Indeks untuk sektor ini turun secara tak terduga dari 51.6 pada bulan Oktober menjadi 49.4 pada bulan November.
Direktur Agora, Simon Mueller, mengatakan selain pelemahan ekonomi,
langkah-langkah perlindungan iklim di sektor kelistrikan seperti peningkatan penggunaan energi terbarukan, menghasilkan dampak yang signifikan pada penurunan emisi gas rumah kaca. Ia menambahkan listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga angin dan matahari pada 2024 tembus rekor, mencapai sekitar 55 persen dari total konsumsi.
Menurut Agora, meningkatnya pangsa listrik energi terbarukan menunjukkan kebijakan iklim berhasil jika diterapkan dengan konsisten. Pemerintah Jerman menerapkan berbagai kebijakan dan insentif untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, termasuk subsidi, dan dukungan untuk penelitian dan pengembangan teknologi baru.
Dikutip dari Euronews, analis data energi dan iklim lembaga think-tank Ember Chris Rosslowe mengakui transisi energi di sektor listrik Jerman bergerak dengan sangat cepat. "Tonggak sejarah besar dicapai pada tahun 2024 dengan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari menyalip bahan bakar fosil untuk pertama kalinya, karena keduanya menjadi tulang punggung sistem," kata Rosslowe.
Rosslowe memuji kebijakan yang dirancang untuk mempercepat penyebaran energi terbarukan yang memiliki dampak yang sangat positif, terutama perizinan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin.