Selasa 21 Jan 2025 10:15 WIB

Perdagangan Karbon Luar Negeri Diresmikan, Dorong Penguatan Pasar IDXCarbon di Indonesia 

Indonesia saat ini telah siap untuk melakukan perdagangan karbon luar negeri.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Setelah resmi diluncurkan hari ini, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbons) menargetkan perdagangan 500.000 hingga 750.000 ton CO2 ekuivalen serta 200 pengguna jasa pada 2025.
Foto:

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, diresmikannya perdagangan internasional perdana unit karbon Indonesia menggarisbawahi komitmen kuat untuk memajukan peran Indonesia di pasar karbon global. 

“Kami menyambut gembira dan selamat atas kepemimpinan dari pemerintah Kabinet Merah Putih di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto karena dalam waktu tiga bulan hal ini dapat dicapai, yang membuka potensi bursa karbon dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Mahendra. 

Mahendra menerangkan, sejak diluncurkan pada 26 September 2023, aktivitas perdagangan di IDXCarbon menunjukkan perkembangan positif. Pada akhir 2024, peserta yang terdaftar sebagai pengguna jasa Bursa Karbon telah mencapai 100 partisipan, meningkat dari hanya 16 pengguna jasa saat peluncuran IDXCarbon. IDXCarbon juga telah merayakan pencapaian luar biasa dengan memperdagangkan secara kumulatif sebesar satu juta ton unit karbon. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI selaku Penyelenggara IDXCarbon Iman Rachman menyampaikan capaian tersebut tak lain didukung oleh sistem perdagangan IDXCarbon yang solid dan andal. 

“IDXCarbon mengintegrasikan praktik terbaik dunia dari pasar kuota emisi (allowance) dan pasar kredit karbon (carbon credit) di dalam satu sistem, yang memungkinkan dilakukan perdagangan persetujuan teknis batas atas emisi - pelaku usaha (PTBAE-PU) dan SPE-GRK. Perdagangan internasional perdana ini menunjukkan kesiapan dan kelengkapan sistem IDXCarbon untuk mendukung perdagangan karbon domestik maupun internasional,” kata Iman. 

Iman menekankan bahwa keberhasilan perdagangan karbon luar negeri bergantung pada kolaborasi antara negara, swasta/industri, institusi keuangan, filantropi, perbankan, dan para pihak lainnya. Karena pada dasarnya, perdagangan karbon ini merupakan suatu aksi kolektif yang tidak bisa dipisahkan perannya antar satu stakeholder dengan yang lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement