Rabu 22 Jan 2025 19:18 WIB

Bursa Efek Indonesia Luncurkan ESG Reporting untuk Perusahaan Tercatat

Jumlah perusahaan yang telah menerbitkan laporan berkelanjutan terus meningkat.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
ESG (ilustrasi). BEI meluncurkan ESG Reporting bagi perusahaan tercatat.
Foto: www.freepik.com
ESG (ilustrasi). BEI meluncurkan ESG Reporting bagi perusahaan tercatat.

ESGNOW.ID,  JAKARTA --  Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan ESG Reporting yang tergabung pada sistem Sarana Keterbukaan Informasi Bagi Perusahaan Tercatat (SPE-IDXnet) melalui form E020 terkait Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan. ESG Reporting diluncurkan mengingat pentingnya penerapan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengelolaan perusahaan.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, ESG bukan hanya menjadi perhatian investor, tetapi juga kreditur yang semakin mempertimbangkan dampak keberlanjutan dalam keputusan investasi mereka.

Baca Juga

“Investor di pasar modal kini lebih memperhatikan implementasi prinsip ESG dari perusahaan tercatat sebelum mengambil keputusan investasi. Kinerja perusahaan tidak hanya diukur dari aspek operasional, tetapi juga dari kinerja pasar yang sangat dipengaruhi oleh sejauh mana perusahaan menerapkan ESG,” ungkap Yetna, Rabu (22/1/2025).

Sebagai anggota dari World Organization Sustainable Stock Exchanges, BEI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan. Dalam upaya meningkatkan transparansi dan menyediakan informasi yang mudah dipahami oleh investor, BEI mengembangkan sarana pelaburan ESG.

Sarana ini bertujuan untuk memudahkan investor dalam mencerna informasi dan mempercepat pengambilan keputusan investasi. Yetna menjelaskan pembaruan sarana pelaburan ESG telah dilakukan melalui platform penyampaian informasi SPE-IDXnet yang terintegrasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Perusahaan tercatat kini dapat menggunakan form pelaporan yang telah disediakan untuk menyampaikan laporan keberlanjutan mereka untuk tahun 2024,” tambahnya.

Dalam rangka mempromosikan pasar modal yang berkelanjutan, BEI juga menjalin kerja sama dengan bursa-bursa regional ASEAN. Melalui forum ASEAN Exchanges, BEI berpartisipasi dalam penyusunan ASEAN Exchanges Common ESG Metric yang akan menjadi acuan dasar dalam pelaporan ESG di kawasan ASEAN. “Dengan adanya kerjasama ini, kita tidak hanya berfokus pada pasar domestik, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan standar pelaporan ESG di tingkat ASEAN,” jelas Yetna.

Ia menambahkan bahwa ESG Metric yang dibangun mempertimbangkan keselarasan dengan ketentuan OJK, termasuk POJK No. 51 Tahun 2017 dan SEOJK No. 16 Tahun 2021. Untuk mempermudah perusahaan dalam pengisian pelaporan ESG, BEI juga menyediakan panduan ESG reporting. Panduan ini ditujukan untuk membantu perusahaan tercatat dalam menyusun laporan dan memberikan informasi yang jelas kepada investor.

BEI berencana untuk mengadopsi IFRS Sustainability Disclosure Standards S1 dan S2 yang mulai berlaku secara global pada 1 Januari 2024. Yetna berharap bahwa pelaporan ESG dapat dipandang sebagai langkah awal untuk mengadopsi standar global.

“Melalui penerapan ESG Metric Reporting, kami berharap dapat memudahkan publik dan investor dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dalam mengelola aspek ESG, sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan investasi,” tutupnya.

BEI mencatat jumlah perusahaan tercatat di Indonesia yang telah menerbitkan Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) kian meningkat. Sampai dengan Desember 2024, sebanyak 882 perusahaan tercatat saham atau 94 persen dari jumlah perusahaan tercatat di BEI pada Desember 2024, telah menerbitkan Sustainability Report untuk tahun pelaporan 2023.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement