Selasa 13 May 2025 13:46 WIB

Lanjutkan Pertambangan Berkelanjutan, ANTAM Tekan Emisi Hingga 23,04 Persen

Perusahaan tambang mulai melaporkan realisasi operasional berkelanjutan tahun 2024

Red: Intan Pratiwi
Capaian pengurangan emisi GRK ANTAM pada 2024 tercatat sebesar 5,72%
Foto: ANTAM
Capaian pengurangan emisi GRK ANTAM pada 2024 tercatat sebesar 5,72%

ESGNOW.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), anggota holding industri pertambangan MIND ID, terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan melalui implementasi roadmap ESG 2030. Perseroan mencatat sejumlah capaian signifikan di aspek lingkungan, mulai dari penurunan emisi GRK, penghematan energi, hingga reklamasi lahan pascatambang.

Direktur Utama ANTAM, Niko Kanter menjelaskan, keberhasilan ini tidak terlepas dari integrasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam seluruh proses bisnis perseroan.

“Roadmap ESG 2030 menjadi panduan strategis ANTAM untuk memastikan bahwa operasional kami sejalan dengan target global keberlanjutan. Inisiatif dekarbonisasi dan efisiensi energi menjadi pilar utama dalam upaya transisi rendah karbon yang kami jalankan,” ujar Niko.

Capaian pengurangan emisi GRK ANTAM pada 2024 tercatat sebesar 5,72% (cakupan 1 & 2), melampaui target 2,25%. Langkah ini turut menurunkan intensitas emisi menjadi 0,02 ton CO₂e per Rp juta pendapatan. Sementara itu, konsumsi energi berhasil ditekan hingga 23,04%, dari 16 juta GJ di 2023 menjadi 12,39 juta GJ di 2024.

Corporate Secretary ANTAM, Faisal Syarief Alkadri, merinci bahwa keberhasilan ini dicapai berkat penerapan prinsip circular economy, peningkatan bauran energi terbarukan, serta digitalisasi proses operasional.

“Melalui teknologi seperti GEOBANK dan OPEL Mining, ANTAM meningkatkan efisiensi eksplorasi dan produksi dengan pendekatan berbasis kecerdasan buatan dan web integration. Selain berdampak pada efisiensi biaya, teknologi ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi secara tidak langsung,” terang Faisal.

Di aspek konservasi, ANTAM juga menuntaskan reklamasi lahan bekas tambang seluas 75,26 hektare, melampaui target tahunan 73,34 hektare. Total lahan reklamasi kumulatif ANTAM kini mencapai 1.461,83 hektare. Program ini mengedepankan pemantauan keanekaragaman hayati jangka panjang, termasuk melalui inisiatif RecoMasi di UBP Nikel Kolaka yang memanfaatkan sistem pemantauan berbasis teknologi terhadap tumbuhan endemik seperti Casuarina equisetifolia.

Tak hanya itu, ANTAM juga mendorong inovasi dalam pengelolaan limbah tambang melalui program BABE (Ban Bekas) di UBP Bauksit Kalimantan Barat. Program ini berhasil memanfaatkan kembali 87% limbah padat non-B3 dari ban bekas untuk perbaikan lahan tambang.

“Langkah-langkah ini merupakan bagian dari transformasi operasional kami menuju pertambangan yang lebih bertanggung jawab, adaptif terhadap perubahan iklim, dan inklusif terhadap ekosistem lokal,” tutup Faisal.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement