ESGNOW.ID, WASHINGTON -- Penelitian terbaru menemukan perubahan iklim mempercepat pencairan gletser hingga dua kali lipat dibanding pada awal 2000-an. Dari tahun 2000 sampai 2011, gletser dunia kehilangan es sebanyak 231 miliar metrik ton per tahun.
Jumlah es yang mencair kemudian naik menjadi 314 miliar metrik ton per tahun dalam 10 tahun berikutnya. Tetapi, penelitian yang dirilis di jurnal Nature pada pekan ini, dalam beberapa tahun terakhir jumlah es yang mencair semakin cepat, mencapai 548 miliar metrik ton pada 2023.
Penelitian ini mengacu pada upaya internasional mencakup 233 perkiraan perubahan berat gletser. Berdasarkan penelitian sejak 2000, gletser di seluruh dunia kehilangan 6,5 triliun metrik ton.
“Hal yang harus diwaspadai dan mungkin dikhawatirkan orang adalah bahwa gletser memang menyusut dan menghilang seperti yang kami katakan. Laju hilangnya itu tampaknya semakin cepat,” kata para ahli glasiologi di Survei Geologi Denmark dan Greenland dan salah satu dari sekitar 60 penulis studi tersebut, William Colgan, Kamis (20/2/2025).
Penelitian ini menemukan pencairan es di gletser Alaska semakin cepat. Gletser itu kehilangan 61 miliar metrik ton es per tahun. Sementara itu dalam 24 tahun terakhir, gletser di kawasan Eropa Tengah 39 persen lebih kecil dibanding tahun 2000.
"(Saya khawatir dengan Alpen) karena tingginya suhu di musim panas menghantam keras (pegunungan) Alpen," kata Colgan.
Colgan menjelaskan 15 tahun yang lalu, para ilmuwan sudah khawatir pencairan gletser di pegunungan Andes dan Patagonia. Tetapi, Pegunungan Alpen telah menyusut begitu cepat sehingga pada akhirnya bisa menghilang.
“Gletser merupakan penjaga perubahan iklim yang apolitis dan tidak memihak, dan penyusutannya menggambarkan gambaran yang jelas tentang pemanasan yang kian cepat,” kata profesor Ilmu Bumi di Simon Fraser University di Kanada, Gwenn Flowers yang tidak terlibat dalam penelitian terbaru.
Ilmuwan es di University of Colorado, Ted Scambos yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, pada masa lalu, penyusutan dan pertumbuhan gletser bersifat lokal, bukan karena perubahan iklim. Akan tetapi, penyusutan kali ini berbeda.
"(Pencairan) disebabkan meningkatnya gas rumah kaca akibat pembakaran batu bara, minyak dan gas alam, tidak ada retorika, cuitan atau proklamasi yang dapat mengubah itu," katanya.
Scambos, Flowers, dan ilmuwan luar lainnya mengatakan hasil penelitian Colgan serius dan akurat, tetapi tidak mengejutkan.
Colgan mengatakan ada beberapa tempat yang mendapatkan manfaat dari pencairan gletser ini. Seperti di wilayah Barat Amerika Serikat (AS) yang mendapatkan lebih banyak air akibat pencairan gletser. Tapi manfaat itu akan segera hilang setelah jumlah gletser yang mencair mencapai ke titik tidak bisa dipulihkan.
Pencairan gletser menaikkan tinggi permukaan air laut di Greenland atau di Antartika.