Selasa 22 Apr 2025 20:20 WIB

PBB Dorong Pemuda Wujudkan SDGs

PBB akan terus melibatkan generasi muda untuk pembangunan berkelanjutan.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Foto: Bappenas
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

ESGNOW.ID,  JAKARTA — Perwakilan PBB di Indonesia Gita Sabharwal menegaskan pentingnya kemitraan lintas agama dan peran pemuda dalam memperkuat kohesi sosial guna mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan Social Cohesion Forum: Harmony in Action Forum yang digelar Wahid Foundation bekerja sama dan Temasek Foundation, Selasa (22/4/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Gita sangat antusias melihat banyaknya generasi muda yang hadir. Menurutnya, pemuda merupakan kunci sukses transisi hijau yang adil karena hampir separuh penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun. “Dividen demografi ini berarti kalian akan memainkan peranan besar dalam pertumbuhan hijau sekaligus keadilan sosial,” katanya.

Baca Juga

Ia menyoroti bagaimana para pengusaha muda menjadi pionir transformasi digital nasional dengan munculnya startup-startup inovatif serta unicorn yang dipimpin oleh investor muda. Selain itu, moralitas dan kecenderungan alami kaum muda terhadap toleransi turut menjadikan Indonesia lebih inklusif serta harmonis.

Gita menekankan peran pemuda semakin krusial mengingat tantangan global saat ini dimana komunitas sipil hingga dunia usaha memiliki andil besar mempercepat pencapaian SDGs. Ia menyebut inisiatif berbasis komunitas seperti model Peace Village dan Gus Dur School for Peace sebagai contoh nyata kepemimpinan pemuda dalam menciptakan perubahan positif meski dimulai dari hal kecil sekalipun.

Mengenai isu lingkungan hidup, ia mengajak semua pihak berpikir kreatif untuk melindungi keanekaragaman hayati darat maupun laut serta mendukung energi terbarukan secara berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah penggunaan mesin kapal nelayan kecil sebanyak 2,5 juta unit yang masih berbahan bakar diesel secara nasional. PBB ingin bekerja sama mencari solusi hibrida agar biaya operasional turun sekaligus emisi gas rumah kaca dapat dikurangi.

Selain itu, PBB juga fokus pada peningkatan keterampilan bagi perempuan muda serta kelompok rentan melalui program-program inovasi digital termasuk keamanan siber (cybersecurity), kecerdasan buatan (AI), advokasi lewat cerita budaya. Hingga pelatihan kewirausahaan pedesaan berbasis energi terbarukan atau limbah menjadi energi baru terbarukan (waste-to-energy).

Program-program tersebut telah menjangkau hampir 600 ribu anak muda, termasuk santri pondok pesantren di seluruh Indonesia. Gita juga menegaskan pentingnya memanfaatkan kekuatan keberagaman masyarakat Indonesia demi membangun ketahanan iklim melalui kesadaran lingkungan sekaligus advokasi inklusif lewat konsep Peace Villages—yang memungkinkan integrasi praktik keberlanjutan ke dalam perencanaan lokal secara partisipatif.

Perempuan disebut sebagai agen vital proses ini dengan investasi pelatihan kepemimpinan oleh Wahid Foundation guna mendukung target kesetaraan gender nasional. Dialog antaragama pun terus digalakkan sejalan dengan komitmen PBB melalui Pakta Masa Depan (Pact for the Future) demi memperkokoh harmoni sosial serta toleransi beragama di Tanah Air. “Indonesia membutuhkan energi kreatif kalian semua untuk mewujudkan transformasi ekonomi sosial ambisius negara ini,” kata Gita.

Ia memastikan PBB akan terus menempatkan generasi penerus sebagai pusat pembangunan perdamaian, kesetaraan gender hingga pembangunan berkelanjutan agar ketika mereka sudah siap bergerak maju maka negara bisa melaju jauh mencapai target SDGs.

"Kami di PBB di Indonesia berkomitmen untuk menempatkan Anda sebagai pusat pembangunan perdamaian, kesetaraan gender, dan pembangunan berkelanjutan," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement