Sabtu 08 Mar 2025 15:20 WIB

Trump Ogah Jalankan Agenda Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan-tujuan yang tercantum dalam SDGs untuk membuat masa depan yang lebih baik.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Presiden Donald Trump memegang perintah eksekutif setelah menandatanganinya pada acara parade Pelantikan Presiden di Washington, Senin (20/1/2025).
Foto: AP Photo/Matt Rourke
Presiden Donald Trump memegang perintah eksekutif setelah menandatanganinya pada acara parade Pelantikan Presiden di Washington, Senin (20/1/2025).

ESGNOW.ID,  NEW YORK -- Presiden AS Donald Trump menolak untuk mengadopsi 17 poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang menjadi tujuan global PBB pada 2030. AS menjadi negara pertama dari 193 anggota negara PBB yang menolak mengadopsi SDGs yang bertujuan menghilangkan kelaparan, melindungi bumi, memastikan kemakmuran bagi semua orang, dan mempromosikan perdamaian.

SDGs juga mencakup menyediakan air dan sanitasi bersih untuk semua orang, pendidikan berkualitas untuk setiap anak dan mempromosikan kesehatan dan pekerjaan serta pertumbuhan ekonomi untuk semua orang. Penolakan pemerintahan Trump untuk terus mengadopsi SDGs disampaikan dalam pidato Menteri-Penasihat (Minister Counselor) untuk Misi AS di PBB Edward Heartney di Majelis Umum PBB mengenai Hari Internasional Hidup Berdampingan dengan Damai atau International Day of Peaceful Coexistence pada awal pekan ini.

Baca Juga

Heartney mengatakan, meski tujuan-tujuan dan agenda PBB untuk tahun 2023 dibingkai "dengan bahasa netral", tetapi memajukan program tata kelola yang lunak tidak sesuai dengan kedaulatan AS dan merugikan hak dan kepentingan rakyat AS.

Merujuk kemenangan Trump di pemilihan presiden AS pada November tahun lalu, Heartney mengatakan "upaya globalis seperti Agenda 2030 dan SDG kalah di kotak suara" karena pemerintah AS yang sekarang berfokus pada warga Amerika.

"Presiden Trump juga menetapkan arah yang jelas dan memperbaiki 'gender' dan ideologi iklim yang sudah lama salah, yang melingkupi SDG," kata Heartney.

Trump juga mempromosikan pengeboran minyak dan gas. Menarik AS dari Perjanjian Paris dan berjanji menarik AS dari perjanjian-perjanjian untuk mengatasi pemanasan global lainnya. SDGs menyerukan dunia untuk berupaya mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

Menanggapi pengumuman penolakan AS untuk terus mengadopsi SDG, Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan 193 negara anggota PBB yang memberikan suara pada tahun 2015 untuk SDGs setuju untuk bekerja sama untuk mewujudkan Agenda 2030. "(SDG merupakan) jalan untuk menjembatani kesenjangan, memulihkan kepercayaan, dan membangun solidaritas," katanya.

Ia menambahkan SDGs bertujuan untuk memelihara perdamaian, meningkatkan kemakmuran dan mempertahankan martabat semua orang. Dujarric menambahkan tujuan-tujuan yang tercantum dalam SDGs untuk membuat masa depan yang lebih baik, sehat, aman, makmur dan berkelanjutan.

Setelah memenangkan pemilihan untuk masa jabatannya yang pertama pada 2016 lalu, Trump menekankan prinsip "America First" dan menolak solusi-solusi multilateral. Tapi saat itu ia tidak mengingkari SDGs, hanya mengabaikannya. Setelah Joe Biden terpilih menjadi presiden, AS kembali mendukung SDG. Pemerintah Biden melaporkan kontribusi AS untuk mencapai 17 poin SDG ke Kongres. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement