Jumat 02 May 2025 12:42 WIB

Separuh Populasi Kerbau di Irak Hilang Akibat Krisis Iklim

Kerbau telah diternakkan di Irak selama berabad-abad.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sungai Eufrat mengering (ilustrasi). Populasi kerbau di Irak berkurang separuh akibat krisis iklim.
Foto: france24
Sungai Eufrat mengering (ilustrasi). Populasi kerbau di Irak berkurang separuh akibat krisis iklim.

ESGNOW.ID,  DHI QAR — Kekeringan yang melanda dua sungai terbesar di Irak, Tigris dan Eufrat, berdampak serius terhadap populasi kerbau di negara tersebut. Kondisi ini mencerminkan betapa besar dampak krisis iklim terhadap kehidupan petani dan peternak.

Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah kerbau di Irak berkurang hingga setengahnya. Seorang peternak di selatan Provinsi Dhi Qar, Sabah Ismail, mengatakan bahwa banyak warga telah pindah, sehingga kini hanya sedikit yang tersisa di desanya.

Baca Juga

“Situasinya sulit. Saya pernah memiliki 120 sampai 130 kerbau, sekarang tinggal 50 sampai 60. Beberapa mati, dan beberapa terpaksa kami jual karena kekeringan,” kata Ismail, 38 tahun, Rabu (30/4/2025).

Kerbau telah diternakkan di Irak selama berabad-abad, terutama untuk diambil susunya. Hewan ini bahkan disebut dalam prasasti Sumeria kuno dari wilayah tersebut.

Menurut para ahli lahan rawa Irak, akar persoalan dari krisis air yang memaksa petani dan peternak meninggalkan desa-desa mereka adalah kombinasi dari perubahan iklim, pembangunan bendungan di hulu oleh Turki dan Iran, sistem irigasi domestik yang sudah ketinggalan zaman, serta ketiadaan rencana pengelolaan jangka panjang.

Irak juga telah dilanda konflik selama beberapa dekade, mulai dari perang dengan Iran pada 1980-an, dua Perang Teluk, hingga kebangkitan dan kejatuhan kelompok ISIS.

Negara ini terletak di wilayah subur yang dikenal sebagai Fertile Crescent atau Bulan Sabit Subur, kawasan yang telah menjadi lahan pertanian sejak ribuan tahun lalu. Namun, pembangunan bendungan di hulu Sungai Tigris dan Eufrat, serta menurunnya curah hujan, telah memaksa banyak petani pindah ke kota.

Pakar lahan rawa Irak, Jassim al-Assadi, menyebut bahwa sejak 2015 jumlah kerbau di Irak telah menurun dari 150.000 ekor menjadi kurang dari 65.000 ekor.

“(Penurunan ini) sebagian besar disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti berkurangnya padang rumput hijau yang dibutuhkan, polusi, penyakit, serta petani yang menahan diri untuk beternak kerbau karena minimnya pendapatan,” ujar al-Assadi.

Penurunan hasil panen dan melonjaknya harga pakan ternak juga menyulitkan para peternak memberi makan hewan mereka. Sulitnya bertahan hidup di pedesaan membuat banyak warga memilih pindah ke kota.

“Musim panas akan datang. Hanya Allah yang tahu, angka kematian kerbau mungkin akan mencapai setengahnya,” kata peternak lainnya, Abdul Hussain Sbaih.

 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement