ESGNOW.ID, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) untuk memperluas jangkauan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina). Sistem ini dikembangkan agar memenuhi standar global dan menjamin praktik perikanan yang legal serta ramah lingkungan.
“Stelina sebagai solusi kolaboratif berbasis interoperabilitas antarsistem dengan output teknologi QR code akan memperkuat sistem integrasi hulu hilir. Ini memberikan gambaran lengkap tentang ketertelusuran produk perikanan kepada konsumen,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Tornanda Syaifullah, Senin (23/6/2025).
Tornanda menjelaskan, melalui Stelina, setiap tahapan perjalanan ikan dari hasil budi daya atau penangkapan hingga ke tangan konsumen dapat dicatat secara transparan. Sistem ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.
“Sistem ini juga menepis isu bahwa produk perikanan Indonesia hasil illegal fishing, maupun diproduksi dengan cara yang tidak ramah lingkungan,” ujar Tornanda.
Ia menyebutkan, nilai ekspor udang Indonesia pada 2024 mencapai 1,68 miliar dolar AS atau 28,2 persen dari total nilai ekspor perikanan. Komoditas ini diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Cina, Uni Eropa, dan negara-negara ASEAN. Sementara ekspor Tuna, Cakalang, dan Tongkol mencapai 1,03 miliar dolar AS atau 17,4 persen dengan tujuan utama ke ASEAN, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Timur Tengah.
“Salah satu tren tuntutan pasar global saat ini adalah persyaratan ketertelusuran yang transparan dan berkelanjutan. Konsumen semakin menuntut informasi asal-usul ikan termasuk cara penangkapan dan budi daya yang dapat menjaga kelestarian ekosistemnya,” ucap Tornanda.
Executive Director GDST, Huw Thomas, menyampaikan bahwa terintegrasinya Stelina dengan sistem ketertelusuran global milik GDST menunjukkan komitmen Indonesia dalam melindungi sumber daya perikanan secara berkelanjutan dan menjamin keamanan konsumsi masyarakat dunia.
Ketua Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI), Janti Juari, juga menilai penerapan Stelina berstandar global menjadi angin segar bagi peningkatan nilai perdagangan perikanan Indonesia. Ia menyebut sistem ini dapat memperkuat posisi komoditas udang dan tuna di pasar ekspor.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa KKP berkomitmen menjalankan ekonomi biru demi menjaga keberlanjutan ekologi laut. Salah satu fokusnya adalah memastikan seluruh aktivitas penangkapan dan budi daya perikanan dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan.