Senin 23 Jun 2025 11:47 WIB

BTN Targetkan Bangun 150 Ribu Rumah Rendah Emisi hingga 2029

Setiap rumah minimal menggunakan 15 persen material ramah lingkungan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Petugas keamanan melintas di lokasi Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis (29/8/2024). BTN berkomitmen mendukung pembiayaan 150.000 unit rumah dengan 30 persen penggunaan komponen ramah lingkungan yang ditargetkan bakal tercapai pada 2029. Pada pilot project rumah rendah emisi, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik dan paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi.
Foto: Republika/Edwin Putranto
Petugas keamanan melintas di lokasi Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis (29/8/2024). BTN berkomitmen mendukung pembiayaan 150.000 unit rumah dengan 30 persen penggunaan komponen ramah lingkungan yang ditargetkan bakal tercapai pada 2029. Pada pilot project rumah rendah emisi, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik dan paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi.

ESGNOW.ID,  JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan pembangunan Rumah Rendah Emisi (RRE) sebanyak 150 ribu unit hingga 2029. Untuk mempercepat pembangunan, BTN bekerja sama dengan United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP FI) sebagai bagian dari strategi percepatan transisi ke ekonomi hijau.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi akselerator pembiayaan berkelanjutan di sektor perumahan. “BTN berperan sebagai jembatan antara kebutuhan hunian rakyat dan agenda keberlanjutan global. Kolaborasi dengan UNEP FI ini akan mempercepat financial transition Indonesia ke ekonomi hijau dari perumahan,” ujar Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (23/6/2025).

Baca Juga

BTN menargetkan pembangunan 10 ribu unit rumah rendah emisi pada 2025 sebagai awal dari peta jalan jangka panjang hingga 2029. Dalam skema RRE, setiap rumah minimal menggunakan 15 persen material ramah lingkungan, yang akan ditingkatkan menjadi 30 persen pada 2029.

Setiyo menegaskan, BTN ingin menjadi pelopor pembiayaan hijau demi mendorong terciptanya rumah layak huni yang sekaligus ramah lingkungan. “Inisiatif ini bukan hanya soal rumah, tapi soal masa depan bumi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Jika seluruh target 150 ribu unit tercapai, BTN memperkirakan akan terjadi pengurangan sekitar 2,2 juta kilogram limbah plastik dan 2.425 ton emisi karbon atau setara dengan penanaman 110 ribu pohon.

Hingga akhir 2024, BTN telah bekerja sama dengan delapan pengembang yang membangun 1.198 unit rumah rendah emisi. Program ini juga disebut selaras dengan agenda pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat perumahan nasional dan memperluas ekonomi hijau.

Sebagai lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNEP FI berfokus pada penguatan keuangan berkelanjutan global.

Kolaborasinya dengan BTN menjadi bagian dari respons terhadap krisis iklim sekaligus menjawab kebutuhan hunian yang terjangkau dan ramah lingkungan di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement