Sinyal peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan prediksi peningkatan signifikan titik panas di Riau pada periode 23-27 Juli 2025, dengan potensi berlanjut hingga awal Agustus. Karena itu, tim harus bekerja keras mencegah karhutla melebar.
"Saya tegaskan, ini bukan kloter terakhir. Tim berikutnya akan dikirim. Kita harus hadir sampai titik api terakhir padam. Seluruh tim membawa satu tekad pantang pulang sebelum padam, dan Riau harus bebas asap," kata Hanif.
Dia mengingatkan tantangan ke depan masih besar, terutama dengan ancaman cuaca ekstrem akibat fenomena El Nino yang dapat memperburuk situasi. Hanif juga berharap, seluruh langkah itu mampu menekan risiko bencana kabut asap, menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat, serta melindungi ekosistem hutan dan gambut Indonesia.