ESGNOW.ID, JAKARTA -- Di dalam ruang operasi di Magee Women’s Hospital di Pittsburgh, Pennsylvania AS, Noe Woods berdiri dengan pakaian bedah di samping meja operasi. Woods, seorang dokter kandungan, sangat mengenal ruangan ini.
"Saya sudah berkali-kali melakukan tindakan operasi di ruangan ini selama 14 tahun terakhir. Saya mungkin telah mengangkat rahim, polip, ovarium, kehamilan ektopik dan lain-lain," kata Woods.
Ruang operasi memiliki fungsi yang krusial di rumah sakit. Namun, ruangan tersebut juga menghasilkan jejak karbon yang sangat besar, dan ini merupakan masalah yang ingin coba dipecahkan oleh Woods dan dokter lain di University of Pittsburgh Medical Center (UPMC).
Sistem perawatan kesehatan di Amerika menyumbang sekitar 8,5 persen dari jejak karbon negara tersebut. Sektor ini mengeluarkan polusi pemanasan iklim melalui berbagai sumber termasuk energi yang digunakan untuk menjalankan fasilitas, transportasi, produk, dan limbah yang dibuang.
Woods berjuang selama bertahun-tahun untuk mengajak rekan-rekannya fokus pada perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Pada awalnya, hal ini berjalan sangat lambat, dan tidak banyak yang mendukung. Namun, dua tahun lalu ia menemukan beberapa dokter lain di UPMC yang juga tertarik dengan perubahan iklim. Mereka membentuk Clinicians for Climate Action, yang dengan cepat berkembang menjadi lebih dari 500 dokter, perawat, dan lainnya di dalam sistem 40 rumah sakit UPMC.
"Semua orang sekarang mendukung karena dunia sedang terbakar, semua orang saling memandang satu sama lain dan berkata, ‘Oke sekarang kita harus melakukan sesuatu’," kata Woods seperti dilansir NPR, Selasa (3/10/2023).
Para anggota dari kelompok Clinicians for Climate Action, baru-baru ini meminta UPMC untuk menghentikan penggunaan desflurane, gas anestesi yang 3700 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Mereka juga telah mengurangi sampah makanan kantin dan mengurangi barang sekali pakai.
Sebagai contoh, Rumah Sakit Anak UPMC di Pittsburgh beralih ke sensor sidik jari yang dapat digunakan kembali untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Ide tersebut datang dari Isabela Angelelli, seorang dokter anak dan salah satu ketua kelompok iklim.
"Rumah Sakit Anak melakukan 180 ribu pemeriksaan setiap tahunnya. Itu berarti 1 juta dolar AS yang terbuang ke tempat sampah. Dalam beberapa bulan sejak beralih ke sensor yang dapat digunakan kembali, kita telah mengurangi konsumsi sensor sebesar 63 persen, serta menghemat ribuan dolar setiap bulannya,” kata Angelelli.
Di Amerika Serikat, petugas kesehatan terus bergulat dengan jejak karbon industri mereka yang sangat besar. Jodi Sherman, profesor anestesiologi dan epidemiologi di Yale School of Medicine, mengatakan bahwa prosedur yang tidak perlu adalah bagian dari masalah. Ia mengatakan bahwa prosedur-prosedur tersebut meningkatkan keuntungan rumah sakit, namun tidak meningkatkan kesehatan pasien.
Sherman mengatakan bahwa rumah sakit juga telah berlebihan dalam menggunakan barang-barang sekali pakai untuk memenuhi mandat pencegahan infeksi. "Kami berada pada titik di mana kami membuang instrumen bedah robotik yang kompleks," kata Sherman.
Pisau bedah kelas atas dibuang, begitu juga dengan manset tekanan darah, sprei, bantal, dan gaun pasien. Masing-masing membutuhkan energi untuk membuat, mengemas, dan mengirimkannya, yang sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fosil - penyebab utama pemanasan global.
"Ini semua menjadi sekali pakai. Kita sedang menimbun limbah,” kata Sherman.
Sherman berpendapat bahwa mandat nasional untuk menurunkan emisi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi jejak karbon yang sangat besar di layanan kesehatan AS. Namun, untuk saat ini, hanya ada langkah-langkah sukarela seperti yang dilakukan oleh UPMC.
UPMC menandatangani kesepakatan dengan Gedung Putih untuk mengurangi separuh emisi karbon pada tahun 2030 setelah Noe Woods dan rekan-rekannya mengumpulkan lebih dari 200 tanda tangan untuk sebuah surat yang mendesak aksi iklim. Kelompok ini juga meminta UPMC untuk mendirikan kantor keberlanjutan untuk mengukur dan kemudian mengurangi jejak gas rumah kaca.