Laporan PBB dirilis beberapa saat setelah sebuah kelompok ilmuwan internasional mengatakan bahwa negara-negara mungkin tidak akan mencapai target yang mereka tetapkan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius dibandingkan dengan suhu rata-rata pada akhir tahun 1800-an.
Di luar titik tersebut, para ilmuwan mengatakan kemungkinan besar dunia akan mengalami dampak iklim yang dahsyat, seperti kepunahan massal dan kenaikan permukaan air laut yang signifikan. Suhu rata-rata bumi selama dekade terakhir sekitar 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu pra-industri.
“Pemanasan global telah menghantam beberapa negara berkembang dengan cukup keras. Dengan tidak menyediakan dana adaptasi, atau negara-negara tidak mampu menyediakan sumber daya yang cukup untuk melakukan adaptasi, berarti hal itu berdampak pada pembangunan mereka,” kata Paul Watkiss, seorang konsultan perubahan iklim dan salah satu penulis laporan pendanaan PBB.
Tidak jelas apakah kesenjangan pendanaan ini dapat dengan cepat teratasi. Negara-negara maju sebelumnya mengatakan bahwa mereka setidaknya akan melipatgandakan dana adaptasi mereka menjadi sekitar 40 miliar dolar AS per tahun pada tahun 2025. Jumlah tersebut masih hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan oleh negara-negara berkembang.
Sementara negara-negara memiliki waktu satu tahun lagi untuk menetapkan target baru untuk pendanaan iklim, UEA, yang menjadi tuan rumah KTT iklim PBB tahun ini, tampaknya akan menjadikan masalah ini sebagai prioritas.
"Saya pikir mungkin dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kita melihat lebih banyak perhatian yang didedikasikan pada fakta bahwa tidak hanya tidak ada cukup pendanaan iklim, tetapi juga bahwa pendanaan tersebut tidak menjangkau orang-orang dan tempat-tempat yang paling membutuhkan," kata Adrianna Hardaway, penasihat kebijakan senior untuk iklim di Mercy Corps.
Para peneliti mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan juga telah menunjukkan ketertarikan untuk membantu negara-negara miskin dan berkembang agar lebih tahan terhadap perubahan iklim, dimana langkah itu sebagian dari upaya mereka untuk melindungi rantai pasokan. Berbagai upaya juga sedang dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak pendanaan iklim bagi negara-negara berkembang dengan mengubah cara kerja lembaga-lembaga seperti World Bank dan Dana Moneter Internasional (IMF).