ESGNOW.ID, DUBAI -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatanan Siti Nurbaya Bakar menilai upaya Indonesia dalam mereduksi emisi mampu menekan risiko kebakaran hutan selama El Nino melanda pada tahun ini. Ia menegaskan Indonesia bisa menekan 16 persen potensi kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini.
"Kami juga bisa menjaga kondisi sehingga kebakaran hutan juga tidak membuat kabut lintas batas dan angka kebakaran hutan yang minim pada tahun ini," kata Siti dalam pembukaan Indonesia Pavilion pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau COP 28 di Dubai, Kamis (30/11/2023).
Upaya penanganan kebakaran hutan telah dilakukan oleh Indonesia sejak tahun 2019, bahkan terus dilanjutkan saat Covid-19 melanda. Salah satunya lewat mengurangi deforestasi bahkan lebih banyak dibandingkan negara lain.
"Kami telah mengurangi emisi karbon hingga 60 persen. Kami juga melakukan restorasi hutan lebih dari 95 juta hektare hutan tropis kami," kata Siti.
Siti mengatakan dengan keterlibatan langsung oleh masyarakat, Indonesia juga telah melakukan rehabilitasi ribuan hektar lahan mangrove sehingga mampu menjadi instrumen strategis memerangi krisis iklim. Siti menegaskan, Indonesia akan terus melanjutkan upaya mitigasi krisis iklim melalui langkah bersama. Siti menekankan perlunya kerja sama lintas sektor untuk bisa mencapai target NZE di tahun 2060.
"Sekali lagi, saya menekankan bahwa pada COP 28, prioritas kita adalah untuk menyoroti hasil-hasil utama dari aksi iklim kita, terutama dalam memastikan target iklim Indonesia pada tahun 2030 tetap sesuai target, sehingga kita dapat mempertahankan kendali dan memainkan peran yang krusial dalam memerangi perubahan iklim ini," tegas Siti.