ESGNOW.ID, JAKARTA -- Kanada akan mewajibkan industri minyak dan gas yang beroperasi di kawasannya untuk mengurangi emisi hingga 38 persen di bawah tingkat emisi tahun 2019 dalam waktu enam tahun. Pemerintah Kanada menyebut ini sebagai langkah bersejarah yang pertama kali dilakukan oleh sebuah negara penghasil bahan bakar fosil yang besar (petro-state).
Menteri Lingkungan Hidup Kanada, Steven Guilbeault, mengumumkan batas emisi minyak dan gas yang telah lama dijanjikan pada Kamis di KTT COP28, Dubai. Rencana kebijakan itu kemungkinan besar akan mengobarkan ketegangan dengan para pemimpin konservatif di provinsi-provinsi bagian barat yang merupakan rumah bagi sebagian besar industri ini.
Kanada akan menerapkan sistem cap-and-trade untuk mencapai pengurangan tersebut. Sistem ini akan menetapkan batas legal pada emisi sektor minyak dan gas, kemudian mengizinkan perusahaan-perusahaan untuk membeli dan memperdagangkan sejumlah tunjangan dan lisensi karbon tersebut.
Perusahaan yang berhasil mengurangi emisi akan dapat menjual lebih banyak lisensi, dan memungkinkan diberi penghargaan karena bisa berinovasi untuk mengurangi polusi.
“Tidak ada masa depan bagi industri ini kecuali mereka melakukan dekarbonisasi,” ujar Guilbeault seperti dilansir Reuters, Jumat (8/12/2023).
Rancangan aturan pengurangan emisi ini ditargetkan dapat dirilis tahun depan, sementara itu, aturan finalnya diharapkan rampung pada tahun 2025. Periode kepatuhan pertama belum ditentukan, tetapi akan dimulai antara tahun 2026 dan 2030.
Kanada, produsen minyak terbesar keempat di dunia, bertujuan untuk mengurangi emisi 40 persen hingga 45 persen di bawah tingkat emisi tahun 2005 pada tahun 2030. Sektor ini merupakan industri dengan polusi tertinggi di Kanada, yang menyumbang lebih dari seperempat dari seluruh emisi.
Banyak pegiat iklim mengatakan bahwa emisi minyak dan gas harus dibatasi hingga 110 megaton pada akhir dekade ini, dari 189 megaton pada tahun 2021, untuk mencapai tujuan tersebut. Di bawah sistem cap-and-trade, batas emisi pada tahun 2030 akan ditetapkan sebesar 106 hingga 112 megaton. Namun, perusahaan minyak dan gas akan diizinkan untuk memproduksi hingga 25 megaton tambahan, dan mengimbangi emisi tersebut dengan membeli kredit penggantian kerugian karbon atau membayar ke dalam dana dekarbonisasi.
Para analis kebijakan iklim mengatakan bahwa kerangka kerja ini merupakan langkah menuju pengurangan emisi minyak dan gas yang berarti dan realistis.
"Mereka telah berakhir pada tingkat pengetatan yang masuk akal yang secara teknis, dan juga memberikan perusahaan-perusahaan tingkat fleksibilitas," kata Dale Beugin, wakil presiden eksekutif di Canadian Climate Institute.
Namun Beugin menilai, jadwal pelaksanaan kebijakan tersebut relatif lambat sehingga harus dipercepat. Pasalnya, ada potensi perubahan pemerintahan pada pemilihan umum federal Kanada berikutnya, yang juga dapat membatalkan kebijakan tersebut.
Partai Konservatif yang beroposisi, termasuk pihak yang kontra. Mereka menilai bahwa pembatasan tersebut adalah bentuk serangan terhadap pekerja Kanada dan industri energi kelas dunia Kanada.
Pathways Alliance, sebuah konsorsium dari enam produsen pasir minyak terbesar di Kanada yang mengusulkan proyek penangkapan dan penyimpanan karbon untuk mengurangi emisi, mengatakan bahwa Kanada telah memiliki peraturan yang cukup untuk mencapai target Net Zero pada tahun 2050. Presiden Pathways Kendall Dilling mengatakan bahwa memberlakukan batasan emisi tidak akan memberikan kepastian yang dibutuhkan untuk membangun proyek-proyek dekarbonisasi bernilai miliaran dolar.