Senin 29 Jan 2024 15:36 WIB

Studi: Perubahan Iklim Sebabkan Kekeringan Ekstrem di Amazon   

Kekeringan ekstrem ini berdampak pada jutaan orang di lembah Amazon.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Friska Yolandha
Warga berjalan di danau Puraquequara yang mengering untuk mencari air di tengah kekeringan parah, di Manaus, negara bagian Amazonas, Brazil, Kamis, (5/10/2023).
Foto:

Untuk menyelidiki peran perubahan iklim dalam kekeringan tersebut, para ilmuwan menggunakan data cuaca dan simulasi model komputer. Mereka membandingkan iklim saat ini dengan situasi sebelum pemanasan global. Mereka menemukan bahwa perubahan iklim telah membuat curah hujan yang rendah 10 kali lebih mungkin terjadi dan kekeringan pertanian sekitar 30 kali lebih mungkin terjadi.

Para peneliti memperingatkan bahwa meskipun kekeringan saat ini terjadi sekali dalam 50 tahun, dengan pemanasan global sebesar 2 derajat Celcius, Amazon akan mengalami kondisi seperti ini setiap 13 tahun sekali.

 

"Hasil ini sangat mengkhawatirkan. Perubahan iklim dan deforestasi telah merusak bagian dari ekosistem terpenting di dunia. Pilihan kita dalam memerangi perubahan iklim tetap sama di tahun 2024, terus menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian dengan membakar bahan bakar fosil, atau mengamankan masa depan yang sehat dan layak huni dengan segera menggantinya dengan energi terbarukan yang bersih,” kata Friederike Otto, Dosen Senior Ilmu Iklim di Grantham Institute di Imperial College London.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement