Untuk menyelidiki peran perubahan iklim dalam kekeringan tersebut, para ilmuwan menggunakan data cuaca dan simulasi model komputer. Mereka membandingkan iklim saat ini dengan situasi sebelum pemanasan global. Mereka menemukan bahwa perubahan iklim telah membuat curah hujan yang rendah 10 kali lebih mungkin terjadi dan kekeringan pertanian sekitar 30 kali lebih mungkin terjadi.
Para peneliti memperingatkan bahwa meskipun kekeringan saat ini terjadi sekali dalam 50 tahun, dengan pemanasan global sebesar 2 derajat Celcius, Amazon akan mengalami kondisi seperti ini setiap 13 tahun sekali.
"Hasil ini sangat mengkhawatirkan. Perubahan iklim dan deforestasi telah merusak bagian dari ekosistem terpenting di dunia. Pilihan kita dalam memerangi perubahan iklim tetap sama di tahun 2024, terus menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian dengan membakar bahan bakar fosil, atau mengamankan masa depan yang sehat dan layak huni dengan segera menggantinya dengan energi terbarukan yang bersih,” kata Friederike Otto, Dosen Senior Ilmu Iklim di Grantham Institute di Imperial College London.