Rabu 13 Mar 2024 18:05 WIB

Orbit Mars dan Bumi Dorong Perubahan Iklim Selama Jutaan Tahun

Penelitian sebut siklus ini terjadi karena interaksi orbit Bumi dan Mars.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Perubahan iklim geologis mempengaruhi sirkulasi lautan.
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim geologis mempengaruhi sirkulasi lautan.

ESGNOW.ID,  JAKARTA -- Pengaruh bulan terhadap lautan di Bumi telah banyak diketahui, namun bagaimana dengan Mars? Melalui studi terbaru, para ilmuwan menggali catatan sedimen laut, dan menemukan bahwa perubahan sirkulasi termohalin terkait dengan interaksi antara orbit Bumi dan Mars.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini berfokus pada bagaimana perubahan iklim geologis mempengaruhi sirkulasi lautan, sekaligus dapat membantu para ilmuwan menyempurnakan model iklim masa depan dalam jangka panjang

Baca Juga

Rekan penulis studi dari University of Sydney dan Sorbonne University mengamati catatan sedimen air laut dalam (deep-sea) untuk memeriksa pergeseran sedimen yang selaras dengan perubahan orbit Bumi. Data laut dalam ini berasal dari pengeboran selama lebih dari 50 tahun dari ratusan lokasi di seluruh dunia yang berlangsung selama 65 juta tahun.

Para penulis mengatakan bahwa mereka menemukan perubahan pada kekuatan arus laut dalam selama siklus 2,4 juta tahun. Menurut penelitian tersebut, siklus ini terjadi karena interaksi orbit Bumi dan Mars.

"Kami terkejut menemukan siklus 2,4 juta tahun ini dalam data sedimen laut dalam. Hanya ada satu cara untuk menjelaskannya: itu terkait dengan siklus interaksi Mars dan Bumi yang mengorbit Matahari,” kata penulis utama studi, Adriana Dutkiewicz dari University of Sydney seperti dilansir Fox Weather, Rabu (13/3/2024)

Siklus-siklus yang dikenal sebagai siklus astronomi tersebut terkait dengan iklim yang lebih hangat, namun tidak terkait dengan perubahan iklim saat ini, karena prosesnya memakan waktu jutaan tahun. Siklus yang lebih hangat ini terkait dengan sirkulasi laut dalam yang lebih kuat.

"Medan gravitasi planet-planet di tata surya saling mengganggu satu sama lain, dan interaksi ini, yang disebut resonansi, mengubah eksentrisitas planet, sebuah ukuran seberapa dekat orbit mereka dengan lingkaran," kata salah satu penulis penelitian, Dietmar Muller dari University of Sydney.

Para penulis studi juga telah mengidentifikasi pusaran air yang dalam atau arus air yang melingkar, yang berkontribusi pada pemanasan laut. Namun sulit untuk menentukan bagaimana pengaruh antara Bumi dan Mars terhadap iklim di masa depan. Karenanya penulis studi berharap informasi baru ini akan meningkatkan model iklim saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement